“Tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan yang abadi.” Istilah tersebut mendadak populer dalam beberapa minggu ini. Hiruk pikuk dua pasang capres-cawapres dan pendukungnya mempertontonkan kita drama politik yang menarik sekaligus memuakkan. Dari apa yang kita lihat, sulit rasanya melihat suatu perbuatan yang dilandasi niat baik, ketulusan, apalagi kasih. Semuanya ini dipertontonkan oleh umat yang mengaku berpendidikan dan beragama!
Perbuatan baik yang tulus dan penuh kasih adalah suatu hal yang harus kita teladani dari Tuhan Yesus. Kehidupan kita seharusnya memancarkan kasih-Nya kepada kita. Petrus mengingatkan jemaat agar bertekun dalam berbuat baik. Seharusnya orang yang rajin berbuat baik akan berbalas kebaikan pula (1 Ptr3:13). Akan tetapi, jika karena perbuatan baik, jemaat tidak mendapat kebaikan, jemaat harus tetap tekun berbuat baik. Petrus mengingatkan jemaat bagaimana teladan yang diberikan Kristus, yaitu Kristus yang benar mau mati untuk orang orang yang tidak benar (ay.18). Peristiwa pengorbanan Yesus dilanjutkan dengan sebuah kemenangan yang mutlak lewat kebangkitan-Nya. Yesus Kristus sungguh telah menang atas kuasa maut dan menggenapi rencana penebusan kekal kita. Dengan percaya kebangkitan-Nya, kita dapat mengenal Allah yang sejati (Kis 17:22-31).
Apa yang Tuhan Yesus minta kepada kita sebagai murid-Nya? Kita diberikan pilihan untuk mengasihi-Nya. Jika kita mengasihinya, kita akan menuruti segala perintah-Nya (Yoh 14:15-21). Taat kepada perintah-Nya bukanlah hal yang mudah, karena banyak konsep kehidupan yang dipahami dunia bertolak belakang dengan ajaran-Nya. Tetapi terpujilah Tuhan karena Ia tidak membiarkan kita sendirian. Ketika Yesus naik ke sorga, Bapa akan mengirimkan Roh Penolong-Nya – yang akan mendampingi dan menolong kita selama-lamanya. Roh Penolong inilah yang akan memampukan kita untuk menyadari penyertaan Allah Bapa dan Tuhan di dalam kehidupan duniawi kita.
Penyertaan Roh Kudus memampukan kita mengasihi-Nya. Kasih yang diwujudkan dengan ketaatan yang total baik dalam sikap, perasaan, dan tindakan. Seperti teladan Yesus, kita pun dipanggil untuk mengasihi dan berbuat baik kepada sesama dan dunia dengan tulus tanpa pamrih. Ini bukan hal yang mudah, tetapi dengan penyertaan Roh Kudus – kita dapat memancarkan kebaikan Tuhan kepada dunia! (DAA)