Polemik akhir-akhir ini yang sedang ramai di media sosial ataupun dunia maya, adalah perseteruan antara KPAI dan PB Djarum dimana PB Djarum menghentikan audisi pencarian bibit-bibit muda para calon pebulutangkis Indonesia. Banyak orang yang menyayangkan penghentian audisi tersebut karena kegiatan ini merupakan langkah awal yang akan menentukan kemajuan olah raga bulu tangkis Indonesia di perhelatan bulu tangkis tingkat dunia. Indonesia sudah mengukir namanya dengan beberapa kali emas yang di raih di Olympiade. Ada yang mengatakan: “Jangan menyepelekan proses pencarian bibit-bibit muda ini, karena dikuatirkan prestasi olah raga badminton Indonesia akan terpuruk, dan itu baru akan terasa 5 tahun kedepan.”
Terlepas dari polemik antara KPAI dan PB Djarum yang memiliki landasan pemikiran masing-masing, keduanya pasti menyadari bahwa pencarian bibit-bibit muda pebulutangkis ini sebetulnya sangat penting. Semua pihak dan terutama masyarakat bahkan, menyayangkan apabila audisi pencarian ini dihentikan, karena dampaknya amat besar yang menyangkut keselamatan nama bangsa Indonesia di kancah dunia dan kesempatan para anak-anak dan orang tua yang beradu nasib untuk masa depan anak-anak mereka. Jadi bagi mereka yang mengerti dan perduli demi keselamatan masa depan bangsa, maka proses pencarian ini menjadi begitu penting.
Kisah 2 perumpamaan dalam bacaan Injil pada hari ini menyatakan hal yang sama, mencari domba dan dirham yang hilang. Sikap pribadi dalam perumpamaan yang terus mencari domba dan dirham yang hilang, bahkan mau membiarkan 99 domba dan 9 dirham yang dimilikinya sesungguhnya ingin menunjukkan suatu respon bagaimana pentingnya keselamatan seseorang. Mungkin bagi para ahli taurat dan orang farisi menganggap tidak penting masa depan si pendosa karena ia tidak layak, akan tetapi Yesus justru berbeda, Ia melihat bahwa para pendosa ini perlu untuk t diselamatkan, agar mereka juga mendapatkan keselamatan yang berlaku universal bagi mereka yang mau bertobat. (JS)