Penerimaan dalam pengampunan
Sepanjang Bulan Keluarga ini kita telah melihat lika-liku pergumulan keluarga Ishak dan Ribka, dengan kedua anak kembar mereka, Esau dan Yakub. Setelah melalui waktu yang panjang lebih dari dua puluh tahun lamanya, akhirnya, relasi Esau dan Yakub yang penuh dengan ketegangan itu ditutup dengan akhir yang bahagia. Meskipun Yakub masih penuh ketakutan saat akan berjumpa dengan Esau, namun Esau justru menyambut Yakub dengan tangisan, pelukan dan ciuman. Dua orang bersaudara yang telah lama tidak berjumpa, dua orang yang saling menyimpan perasaan tidak enak selama bertahun-tahun, kini mengalami pemulihan dalam kasih persaudaraan yang sejati. Esau melepaskan pengampunan, ia tidak lagi berniat membunuh Yakub; sedangkan Yakub diterima kembali, dimaafkan dengan tulus, dan ia sangat terharu akan hal itu – bahkan tak henti-henti Yakub menyebut dirinya sebagai “hamba” di depan Esau.
Dalam perjalanan hidup keluarga kita, kiranya kita pun mengalami kasih Tuhan yang menerima dan mengampuni kita, sehingga kita dimampukan untuk memaafkan sesama, menerima mereka yang pernah menyakiti kita dengan kasih yang tulus, dan berkarya bersama lagi dalam sebuah ikatan keluarga. Dalam hal ini diperlukan sebuah kerinduan untuk berekonsiliasi, untuk membenahi relasi-relasi yang masih retak. Meskipun tidak mudah prosesnya, namun kita percaya Tuhan pasti memampukan kita.
Berefleksi dari sosok Yakub dalam ketakutannya untuk bertemu dengan Esau, kita melihat bahwa Yakub tidak menghadapi persoalan ini seorang diri. Ia mendapat kekuatan dari Tuhan (32:1-2) maka ia tetap maju. Meskipun demikian, Yakub yang telah disapa oleh malaikat Tuhan itu pun masih bisa merasa takut, yaitu ketika didengarnya bahwa Esau datang dengan empat ratus orang. Namun ternyata ketakutan Yakub itu kali ini tidak membuatnya mundur atau lari lagi dari masalah. Ia menyusun strategi, dan tetap menghadapi apa yang akan terjadi dalam perjumpaannya dengan Esau. Ia membagi-bagi ternak dan orang-orang yang ada bersamanya menjadi dua kelompok untuk berjumpa dengan rombongan Esau (ay. 7-8), dan ia berdoa memohon kekuatan dan pertolongan Tuhan (ay. 9-12). Tuhan menjawab doanya. Yakub dikuatkan untuk berjumpa dengan Esau, bahkan Esau memaafkan Yakub. Betapa indah jika dalam hidup keluarga kita, kita senantiasa bersandar pada kekuatan Tuhan dan tetap melakukan yang terbaik yang menjadi bagian untuk kita kerjakan. Jadilah orang-orang yang mengalami kasih dan pengampunan Tuhan, dan bersedialah saling memaafkan dan menerima. Kiranya damai Tuhan senantiasa mengalir dalam keluarga kita. (HAS)