GKI Peterongan

GKI Berkarya dalam Keberagaman

Gereja Kristen Indonesia awalnya bernama THKTKH (Perkumpulan Orang Tionghoa). Barulah pada Tahun 1956 berubah menjadi Gereja Kristen Indonesia (GKI) dari sebuah kesadaran bahwa gereja bukan hanya untuk salah satu etnis saja. Bahasa yang digunakan pun berubah dari Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia. GKI telah menjelma menjadi salah satu gereja besar yang melayani siapa pun tanpa melihat latar belakang seseorang. GKI sebagaimana Hymnenya bertajuk, ‘Berderaplah Bersatu’ terus berkarya mewujudkan Kebenaran bagi sesama, mewartakan kabar baik bagi siapa pun.
Sebagaimana Petrus ditugaskan sebagai pemegang kunci sorga membuka pintu sorga bagi banyak orang melalui pemberitaan Injil. Demikianlah GKI sebagai perpanjangan tangan Allah juga tidak menutup pintu sorga bagi siapa pun dengan terus memberitakan Kabar Baik. Banyak orang datang kepada Allah, dengan kata lain baginya pintu sorga dibukakan karena mendengarkan Kabar Baik, dalam Yesus Kristus melalui pelayanan GKI. GKI yang menyatu menjadi satu sinode 29 tahun yang lalu terus berbenah dan berkembang untuk berkarya di tengah keberagaman.
Sekarang tugas kita sebagai anggota jemaat yang hidup di tengah-tengah keberagaman itu harus memberikan kontribusi positif sesuai panggilan kita. Apa pun profesi kita, tugas kita sama menjadi ‘pembuka’ pintu sorga bagi mereka yang belum mengenal Dia. Kita hadir di dunia untuk memperbaharui dunia sesuai dengan apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Roma 12: 7,8 berkata, ‘…baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar baiklah kita mengajar, jika karunia untuk menasehati baiklah kita menasehati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas…’ Selamat berkarya di tengah keberagaman dan selamat merayakan HUT Penyatuan GKI yang ke 29.– PRB

Pieter Randan Bua

Arsip