Efesus 5:15-21 & 1 Raja-raja 3:3-14
“Janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada karena hari-hari ini jahat (Efesus 5:15-16)”. Kalimat berikut adalah penggalan nasihat Paulus kepada Jemaat di Efesus. Kata bebal dapat pula diartikan dengan orang bodoh; atau orang yang tak berakal. Makna bodoh di sini bukan hanya sebatas keterbatasan seseorang memahami sesuatu, tetapi juga orang yang mengikuti pikiran dan kemauan sendiri, sekalipun apa yang dilakukannya salah. Sadar atau tidak, seringkali kita pun lupa diri dan menjadi orang bebal. Kita menjadi sangat egois, sulit diberitahu, tidak mau menerima saran dan pendapat orang lain, bahkan kita merasa keputusan dan pilihan kita yang paling benar. Orang bebal akan terus hidup dalam penyesalan, tetapi tidak memperbaiki kehidupan mereka.
Oleh karena itu, hari ini kita diajak untuk hidup sebagai orang yang arif/ bijaksana, yakni dengan mempertimbangkan berbagai hal secara matang, dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Tiap detik yang telah berlalu, tidak dapat terulang kembali. Berapapun harta yang kita miliki tidak cukup untuk membeli kembali waktu yang telah terlewati. Masa depan pun merupakan misteri bagi kita semua. Jika Tuhan berkehendak, kelak kita akan menikmati waktu di masa mendatang, tetapi mungkin juga tidak jika Tuhan berkata lain. Oleh karena itu, kita perlu mempergunakan waktu dan kesempatan yang ada saat ini dengan sebaik mungkin.
Dengan kebijaksanaan dari Allah, Raja Salomo dimampukan menimbang segala perkara, dan membedakan antara yang baik dan yang jahat (1 Raja-raja 3:9). Kebijaksanaan Raja Salomo nampak dalam kebijakan dan keputusan yang dibuatnya. Setiap kita pun diajak untuk hidup sebagai orang arif dengan memohon hikmat dari Allah. Dengan hikmat tersebut kita dimampukan untuk mengerti kehendak Tuhan dalam kehidupan kita, mengucap syukur atas segala sesuatu, dan memberikan yang terbaik dalam kehidupan kita. (CFU)