GKI Peterongan

Iman yang Memerdekakan

Surat Ibrani ditulis kepada orang – orang Kristen Yahudi yang sedang mengalami penganiayaan. Karena penganiayaan itu mereka mengalami kekhawatiran dan keputusaan. Iman mereka mulai tergoncang dan beberapa diantaranya di ambang kemurtadan.  Penulis  Ibrani yang mendengar hal ini memberi penguatan agar mereka tetap berpengharapan dan teguh dalam iman mereka. Penulis menampilkan tokoh – tokoh Perjanjian Lama yang hidup dan bertindak berdasarkan iman kepada Allah dengan mereka meneladaninya.Abraham misalnya karena iman ia meninggalkan tanah milik pusakanya ke negeri yang belum diketahuinya. Ia taat mutlak Allah karena memercayai janji – janji-Nya. Karena iman ia bersedia mengorbankan anak yang diperoleh di masa tuanya karena ia percaya bahwa Allah sanggup membangkitkannya kembali.

Selain Abraham ada tokoh – tokoh lainnya seperti, Yakub, Ishak, Yusuf, Musa, Henoch, dan lain – lain. Karena begitu banyaknya tokoh – tokoh itu, Penulis Ibrani mengatakan akan kekurangan waktu untuk menuliskannya. Semua dari tokoh – tokoh itu oleh karena iman mereka telah menaklukkan kerajaan – kerajaan, mengamalkan kebenaran, menutup mulut singa – singa dan memadamkan api yang dasyat. Sebagian di antara mereka selama hidupnya tak memperoleh apa yang dijanjikan dan melihat hanya dari jauh.  Meski demikian dalam segala kondisi iman mereka tidak tergoyakan. Mereka menghadapi penganiayaan dan maut dengan sukacita. Beberapa di antara mereka sambil bernyanyi menjemput ajal mereka. Iman mereka memberinya kemerdekaan sejati.

Sekarang kita menghadapi situasi dan tantangan yang berbeda. Kiranya iman yang diwariskan oleh para tokoh iman itu menjadi teladan bagi kita. Iman yang memercayai Allah tanpa kekuatiran dan ketakutan. Iman yang tetap bersinar menghadapi kekelaman dan kegelapan. Iman yang menang atas pencobaan – pencobaan apa pun termasuk atas maut. Karena iman yang sejati adalah iman yang tak akan pernah redup dan goyah menghadapi kondisi apa pun. Seperti Kristus yang merdeka atas maut demikianlah mereka yang percaya kepada-Nya akan menikmati kemerdekaan sejati.  – PRB

Pieter Randan Bua

Arsip