GKI Peterongan

Kemuliaan Allah pada Wajah Kristus

Hari ini kita merayakan peristiwa Transfigurasi Yesus. Suatu peristiwa yang luar biasa yang disaksikan langsung oleh para murid di atas gunung. Rupa Yesus berubah di hadapan para murid, pakaian-Nya menjadi putih terang, berkilat-kilat. Musa dan Elia nampak, seakan-akan hendak mengokohkan Yesus sebagai Mesias. Dan para murid yang mengikut Yesus terkagum-kagum. Hati mereka diliputi oleh kebahagiaan yang begitu besar, yang tak terkatakan.
Hingga sebuah kalimat dari Allah Bapa menyadarkan: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Lalu yang terlihat wajah Yesus kembali seperti sediakala. Pakaian-Nya tidak menyala seperti biasanya. Musa dan Elia juga tak tampak lagi.
Hilangkah kemuliaan Allah pada wajah Kristus? Tidak. Justru Bapa menunjuk langsung pada Yesus yang terus Ia permuliakan, karena ketaatan-Nya pada kehendak Bapa, karena kegigihan-Nya dalam memberitakan Kerajaan Sorga, karena penyerahan diri-Nya hingga mati di kayu salib.
Wajah Kristus kian hari kian kusam, rusak, berlumuran darah. Namun pada wajah itulah, kemuliaan Allah makin nampak terlihat. Tubuhnya yang gemetar, penuh luka, tanpa sehelai benang pun melekat, makin menampakkan cahaya terang yang berkilat-kilat, yang membutakan mereka yang tidak percaya, tetapi menunjukkan jalan bagi mereka yang percaya.
Peristiwa transfigurasi, alias peristiwa berubahnya rupa Yesus di puncak gunung memberi kesempatan untuk para murid melihat, seperti apa rupa Yesus yang datang dalam tubuh kemuliaan, dan seperti apa rupa kita kelak ketika menyongsong-Nya bersama-sama dalam sorga mulia. Akan tetapi kemuliaan yang sama juga tampak, ketika Yesus, dalam hidup-Nya sehari-hari, dengan rupa-Nya yang biasa, mengerjakan apa yang dikehendaki Bapa untuk Ia kerjakan. Dan para murid, dan setiap kita diajak untuk melihat peristiwa transfigurasi ini supaya kita juga terdorong, melanjutkan karya Yesus, menjadi Kristus-Kristus kecil dalam hidup kita sehari-hari. Agar kemuliaan Allah yang tampak dalam wajah Kristus, juga terlihat jelas dalam wajah kita sehari-hari. Tanpa perubahan rupa, tanpa cahaya putih berkilat-kilat. Tetapi, sikap hidup kita yang meniru Yesus, akan membuat orang melihat, bahwa telah terjadi perubahan dalam kehidupan kita dan terang perbuatan kita memancar ke luar, sehingga banyak orang memuliakan Bapa di sorga. (XND)

Pnt. Christnadi Putra Hendarta

-

Arsip