Berbicara tentang komunitas yang mengalahkan dunia, dalam pemikiran kita sebagai manusia awam yang bergelut dengan realitas hidup tentu memiliki konsep pemikiran bahwa komunitas ini adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan kekuasaan. Mengapa demikian ? Karena dunia yang dihadapi adalah dunia yang keras, dunia yang idak kenal kompromi dan dunia yang tidak lagi perduli dengan rasa kemanusiaan. Oleh sebab itu tidak mengherankan bila seorang filsuf Nietzsche menawarkan gagasan tentang “will to power” yang menerangkan bagaimana seorang manusia berkehendak atas kuasa dalam dirinya sendiri untuk mencapai manusia unggul atau yang lebih kita kenal Nietzsche menyebutnya dengan kata “Ubermensch”. Dalam kerangka mencapai manusia unggul (Ubermensch) ini, ajaran agama dan Tuhanlah yang membuat manusia lemah, karena ia terkurung dalam dogma-dogma yang ada. Manusia harus kuat dan manusia harus menjadi manusia super yang dapat mengatasi segalanya, ia harus memiliki mental baja. Bagi Nietzsche kekristenan adalah suatu kelemahan bagi manusia, karena seseorang harus mengasihi bahkan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
Apakah memang benar demikian apa yang dinyatakan Nietzsche ? Kasih yang dimiliki oleh orang kristen atas perintah Yesus membuat dia lemah dan tidak memiliki kekuatan yang besar ? Lain Nietzsche lain Yesus. Kalau kita mau melihat dengan kesungguhan hati, ketika seseorang memiliki kasih yang besar sesungguhnya ia memiliki kekuatan yang besar dan hati yang besar pula. Bisakah kita tetap mengasihi seseorang yang berbuat jahat dan menyakiti hati kita dengan tidak membalas bahkan mendoakan agar diberkati. Secara kemanusiaan sudah pasti tidak bisa. Bisakah kita mengampuni orang yang membuat kepahitan dalam hidup kita? Jawabnya sekali lagi tidak. Untuk mengasihi dan mengampuni butuh kekuatan besar karena itu sudah melampaui batas kemanusiaan kita, itu sudah dalam ranah illahi. Dan untuk mencapai ranah illahi itulah Yesus mengatakan: “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”
Jadi kekuatan manusia sesungguhnya adalah kekuatan dari Allah, kuat kuasa illahi inilah yang membedakan orang kristen dari dunia, dan tidak menjadi serupa dan sama dengan dunia. Karena untuk mengumbar keinginan untuk menghancurkan, membinasakan dan membuat orang lain takluk dihadapan kita adalah mudah, tapi untuk mengasihi, mengampuni dan mengubah seseorang menjadi manusia butuh sentuhan keillahian, yakni kasih. Jadilah komunitas yang unggul yang super yang berbeda dengan dunia yang mengalahkan dunia yakni komunitas cinta kasih. (JS)