Beberapa bulan yang lalu, seorang pemuda bernama Matthew bunuh diri dengan senjata api ilegal. Dia adalah anak laki-laki dari Pdt. Rick Warren, gembala ribuan jemaat di Saddleback Chruch, USA. Beliau juga dikenal sebagai penulis buku The Purpose Driven-Life yang telah memberkati banyak orang. Saat di wawancara oleh CNN Pdt. Warren menyatakan imannya tidak pernah meragukan kebaikan Tuhan. Beliau sama sekali tidak menyalahkan Tuhan atas kematian anak laki-lakinya yang memiliki kelainan kepribadian.
Masalah bisa hadir di keluarga siapa saja. Ia tidak memandang apakah itu keluarga Kristen atau non Kristen. Namun demikian, seharusnya ada perbedaan respon antara anak Tuhan dan yang bukan. Belajar dari respon Pdt. Warren, kita memahami bahwa orang yang hidup di dalam Tuhan memiliki kekuatan dan sikap yang positif. Beliau tidak meragukan apalagi menyalahkan Tuhan. Iman teguh Pdt. Warren kepada Tuhan, bukan terjadi secara instan. Tetapi karena beliau selalu menjadikan Tuhan sebagai fokus utama hidupnya. Mazmur 112:6-8, menyatakan bahwa orang yang hidupnya berfokus pada Tuhan, ia tidak akan goyah, tidak takut akan kabar celaka (hal yang meresahkan).
Jika kita dan keluarga mau beriman teguh, kuat dalam menghadapi masalah, maka fokuskanlah hidup kepada Tuhan. Fokus kepada Tuhan pasti tetap terjaga jika keluarga mau memelihara persekutuan dengan Tuhan. Marilah kita bangun mezbah (persekutuan) keluarga dengan Tuhan secara teratur, supaya Tuhanlah yang menjadi Pengatur hidup keluarga kita. (Ejo)