GKI Peterongan

Mempersembahkan Diri sebagai Batu yang Hidup

Batu bagi kebanyakan orang adalah salah satu benda yang tidak berguna dan akan langsung dibuang. Tidak ada gunanya jika kita simpan di dalam rumah. Namun siapa sangka bahwa batu dapat menjadi bagian yang turut mempengaruhi kehidupan manusia? Seperti beberapa waktu lalu publik dihebohkan oleh demam batu akik yang dialami sebagian kaum adam di Indonesia. Batu akik yang memiliki corak maupun warna yang indah tidak semerta-merta langsung menjadi indah. Dibutuhkan proses yang cukup panjang dari sebongkah batu biasa menjadi batu yang indah. Bukan hanya dinikmati sebagai suatu keindahan, batu juga dapat menjadi bagian vital dari struktur bangunan masa lampau atau fondasi bangunan yang kokoh.
Memang bila berada di tangan orang yang tidak tepat batu tidak akan berfungsi apapun. Tidak akan terlihat unsur keindahannya atau menjadi bagian penting dari sebuah bangunan. Tetapi di tangan yang tepat batu itu menjadi sangat berharga dan berfungsi.
Mungkin ada di antara kita yang memandang rendah diri kita sendiri dan menganggap diri kita hanyalah seonggok batu yang tidak berguna, tidak bisa apa-apa. Namun Tuhan mengatakan hal yang berbeda. Mungkin kita merasa demikian karena kita belum menemukan Tuhan dalam kehidupan kita. Kita belum berjumpa secara personal dengan Sang Ahli yang dapat memanfaatkan kekurangan kita dan mengubahnya menjadi seseorang yang dipakai Tuhan untuk melayani sekitar maupun keluarga kita. Kita masih berkutat dalam perasaan tidak mampu yang selalu menghantui. Ijinkan Dia “Sang Seniman” dan “Sang Tukang Batu” menyentuh dan memoles kehidupan kita menjadi batu yang indah dan berguna bagi kehidupan banyak orang.
Yang dibutuhkan “hanya” kesediaan mempersembahkan diri, kesediaan bertumbuh, dan kesediaan memaksimalkan anugerah yang Tuhan berikan. Datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu dan biarlah kita juga digunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani. Percayalah kepada-Nya dan kita tidak akan dipermalukan (1 Petrus 2:4-6). AKWP

Agatha Kharis Wibisono Putra

Arsip