Menikmati hidup……..? Bukankah ini yang dicari dan diupayakan orang didalam kehidupannya. Mungkin manusia tidak perlu dihimbau untuk hal yang satu ini, karena dengan sendirinya naluri manusia akan mengupayakan bagaimana dapat menikmati hidup ini, berbahagia dan mempunyai sukacita dalam kehidupannya. Bahkan kaum hedonis memandang bahwa kesenangan dan kenikmatan merupakan tujuan dari kehidupan mereka. Kesenangan tersebut mencakup kesenangan badani dan juga jiwani yakni terbebasnya jiwa dari keresahan.
Kita tahu bahwa banyak orang yang dengan berbagai macam cara berupaya mencapai kesenangan atau kenikmatan hidup. Salah satu motto ini adalah contohnya: “Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga.” Namun ada juga orang yang mencurahkan keseluruhan hidupnya dengan bekerja. Baginya kerja adalah kenikmatan hidup tersendiri. Tetapi sebaliknya ada pula orang yang menikmati hidup dan kesenangannya dengan hobi. Intinya upaya menikmati kehidupan itu dilalui dengan sikap yang serius mencari dan mendapatkan sebanyak-banyaknya ataupun dengan santai tidak ngoyo, namun benar-benar menikmati tanpa mau perduli dengan dunia sekitar, yang penting diri senang.
Ketika setiap orang berupaya menimati hidup yang menyenangkan hati, maka tidak ada yang salah dengan keinginan tersebut. Semua yang dilakukan adalah hak setiap manusia, namun perlu diingat bahwa pada akhirnya ujung dari semua kesenangan dan kenikmatan itu adalah maut/kubur. Oleh sebab itu apa salahnya ketika dalam keinginan manusia ini ia mengingat akan sang pencipta. Dan apakah tidak lebih baik bagi manusia apabila Allah sekaligus menjadi sumber kekuatan dari kesenangan dan jalan menuju kematian ? Dengan mengingat Allah atau menjadikan Allah sebagai sumber, maka segala yang ingin diraih oleh manusia ada dalam ruang lingkup Ke-Illahian. (JS)