Ada beberapa pemeriksaan yang digunakan untuk diagnosis COVID, diurutkan dari yang kurang sensitif:
- Rapid test anti bodi
Tes ini mendeteksi adanya antibodi/sistempertahanan tubuh terhadap COVID-19. Hasil tes darah biasanya tersedia dalam 1-2 hari. Tes antibodi memiliki 2 implikasi utama. Pertama, tes ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi calon donor darah pada individu yang sembuh dari COVID. Darah dari penderita COVID-19 mungkin dapat digunakan untuk mengobati pasien COVID-19 saat ini. Kedua, tes darah antibodi dapat memberi kita wawasan tentang berapa lama antibodi bertahan setelah infeksi COVID-19. Sensitivitas sekitar 66%-97.8%, jadi ada kemungkinan satu dari tiga orang adalah negatif palsu, selain itu jika ada infeksi terdahulu atau paska vaksin juga akan menunjukkan hasil positif. Sehingga kurang baik untuk digunakan screening. - Swab Antigen
Tes antigen mendeteksi protein yang ada di permukaan virus corona. Sehingga meski kurang akurat dibanding PCR namun hasil yang didapat sangat cepat. Hasil positif yang tepat berkisar 97,1% dan hasil negatif yang tepat 98,5% pada 7 hari pertama saat ada gejala. Sehingga cukup dapat digunakan untuk screening. - Swab PCR
RT-PCR, atau reaksi berantai polimerase , digunakan untuk mendeteksi infeksi aktif COVID-19, membaca reaksi dari materi genetik virus. Jika dilakukan awal setelah kontak dapat memberikan hasil negatif palsu sampai 100% (hasil negatif namun sebenarnya ada virus). Untuk hasil yang paling akurat, para ahli merekomendasikan untuk menjalani tes sekitar 7 hari setelah terpapar atau sekitar 3-4 hari setelah timbulnya gejala.
Jadi jika anda hendak berpergian bisa menggunakan Swab PCR atau Antigen, jika anda ingin mengetahui apakah pernah terkena bisa dengan Antibodi.