Yesaya 40:21-31; 1Korintus 9:16-23; Markus 1:29-39; Mazmur 147:1-11, 20c
Keputusan untuk melayani Tuhan sepenuh waktu mengubah total kehidupan saya secara. Dari hampa menjadi penuh makna. Perjumpaan dengan mentor rohani adalah salah satu yang meyakinkan saya mengambil keputusan itu. Saya melayani di Paduan Suara dan mengikuti kelompok Pendalaman Alkitab yang dipimpinnya. Itu menjadi pengalaman yang sangat berarti dan tak terlupakan, yang membawa saya akhirnya berjumpa dan menerima Kristus sebagai Juruselamat. Kehidupan dan pelayanannya yang penuh kasih telah menjadi inspirasi bagi kami, murid-muridnya. Pelayanannya di bidang musik gerejawi menyadarkan saya bahwa lewat talenta di bidang musik, saya pun dapat melayani Tuhan sepenuh waktu. Bahkan pengalaman mengabarkan Injil pun pertama kali saya alami bersama Paduan Suara pimpinannnya, ketika kami membuat pementasan musik penginjilan. Sebelumnya saya berpikir, hanya mereka yang punya talenta berkotbah yang dapat melayani Tuhan sepenuh waktu dan mengabarkan Injil. Perjumpaan saya dengannya mengubah paradigma tersebut.
Tuhan yang telah memanggil saya, adalah Tuhan yang sama yang telah memanggil mentor saya. Hidupnya yang penuh dengan buah roh dan berdampak pada sesama hanya dapat terjadi setelah dia berjumpa dan mengenal Tuhan Yesus. Bacaan kita di Yesaya 40:21-31 mengajarkan bahwa pengenalan yang baik akan Allah yang maha kuasa, tak terbandingkan, dan berdaulat atas hidup akan memampukan kita untuk selalu menikmati kehadiran dan kasih-Nya sebagai sumber kekuatan yang dahsyat. Orang yang demikian akan mengalami hidup yang dipelihara dan ditopang Allah, sehingga ia selalu segar dan bersemangat melayani-Nya (ayat 29-31).
Mengenal saja tentu tidak cukup. Dalam Markus 1:24, setan menyapa Yesus sebagai ‘Yang Kudus dari Allah,’ tetapi Yesus membentaknya. Mereka mengenal siapa Yesus, tetapi tidak mau taat kepadaNya. Taat pada perintah Yesus adalah wujud dari hidup yang berubah, karena berjumpa dan mengalami kasih Kristus. Mengabarkan injil adalah perintah-Nya, bukan pilihan. Yesus Kristus, Sang Empunya Kuasa di sorga dan di bumi, dalam Injil Matius 28: 19-20 dengan jelas memakai kata perintah, yaitu “pergilah…”.
Berjumpa dan mengenal Kristus adalah sebuah awal. Taat pada perintah-Nya adalah buah dari perjumpaan dan pengenalan akan Dia. (DAA)