GKI Peterongan

Sapaan Pemulihan

Akulah yang bertanya, mewakili orang-orang yang mendesakku dari belakang: “Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?” Suatu tanya yang muncul setelah mendengar teguran keras sang nabi. Ya, nabi itu, yang rupanya seperti Elia, berseru dan menegur kami dengan lantang, ketika kami sedang berlari-lari ke arahnya untuk minta dibaptis. Beberapa orang kemudian tertusuk hatinya. Beberapa orang menjadi begitu ketakutan. Tetapi, entah mengapa, dalam hatiku timbul sukacita yang begitu besar. Inilah harinya! Keselamatan sudah tiba!
Inilah hari yang dinubuatkan oleh Nabi Zefanya. Ia mengatakan, “Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan.” Dan teguran Elia baru – kata orang namanya Yohanes – menjadi tanda yang jelas bahwa TUHAN sedang datang memulihkan umat-Nya.
Karena itu, aku sungguh bersukacita! Aku tidak takut dan tidak menjadi lemah lesu! Aku telah bertanya dan aku tidak sabar pertanyaanku dijawab. Aku tahu, sesungguhnya aku pribadi yang tidak berdaya. Aku bukan siapa-siapa di bangsa ini, dan secara kesalehan aku tidak layak diperhitungkan. Akan tetapi, seruan Yohanes memunculkan harapan baru dalam hatiku. Aku jadi semangat lagi. Aku yakin, aku bisa melakukan sesuatu untuk menyambut tindakan pemulihan yang TUHAN lakukan. Ah… akankah sang nabi menjawab pertanyaanku?
“Barangsiapa mempunyai dua helai baju hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya…”
Lihat teman! Dia menjawab. Aku menyimak baik-baik semua perkataannya.
“Dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian,” ujarnya. Aku mengerti. Yang bisa aku lakukan adalah menghasilkan buah-buah pertobatan. Aku harus bertobat dari ketamakanku dan mulai belajar mengasihi juga peduli dengan orang-orang di sekitarku. Tetapi semua ini kulakukan bukan supaya aku dipulihkan, sebaliknya karena aku tahu, pemulihan itu pasti dan aku bersukacita karenanya!
Bagaimana denganmu kawan? Kenapa wajahmu murung? Tersenyumlah dan bersukacitalah! Lihat, harinya sudah tiba. Janji TUHAN sedang digenapi. Mesias akan datang. Hidup kita akan dipulihkan! Apakah kamu mau terus terbenam dalam luka, dalam kebencian, dalam dosa-dosamu? Bersukacitalah dan jalani perubahan hidup dengan sukacita!

*Sebuah narasi imajinatif dari sudut pandang seseorang di kerumunan orang banyak, dalam Lukas 3:7-18. (XND)

Pnt. Christnadi Putra Hendarta

-

Arsip