Bagi orang Yunani kuno pohon sesawi dianggap sebagai pohon keramat. Karena itulah mereka memakainya dalam pemujaan dewa mereka. Dewa Afrodite atau Dewi Cinta. Bagi orang Israel pohon sesawi memiliki arti penting. Dahan – dahannya digunakan membuat pondok pada Hari Raya Pondok Daun. Pohon ini mengingatkan Bangsa Israel kebaikan Allah. Pohon sesawi, meski kecil tetapi daunnya selalu hijau. Buahnya juga disukai oleh burung – burung. Tak heran jika burung -burung membuat sarangnya di pohon itu, sebagaimana perumpamaan Tuhan Yesus. Plinius dalam tulisannya Natural History menyebutkan bahwa sesawi sangat bermanfaat untuk kesehatan. Daun dan bunganya harum dan digunakan banyak untuk obat kecantikan
Howard Marshal mengungkapkan bahwa perumpamaan Yesus tentang Kerajaan Sorga seperti biji sesawi adalah gambaran ke-Kristenan yang awalnya kecil namun telah mendunia. Burung – burung yang bersarang adalah gambaran bangsa – bangsa di luar yang datang mencari perlindungan kepada Israel. Orang – orang berdosa, para pemungut cukai tetapi Yesus bergaul dan mengasihi mereka. Biji sesawi meski ukurannya kecil namun semakin lama ia tumbuh semakin besar dengan akar – akar yang kuat dan manfaat yang sangat besar pula.
Orang – orang percaya dunia ini seharusnya seperti biji sesawi. Meski jumlahnya kecil namun harus memberikan manfaat. Memberikan perlindungan bagi mereka yang teraniaya. Merangkul dan mengasihi mereka yang berdosa, tertolak dan menderita. Orang – orang percaya meski jumlahnya kecil ia harus berdampak besar dan bertumbuh semakin hari semakin kuat serta semakin berkembang. Sebab berartinya hidup ini bukanlah seberapa lama kita hidup tetapi apa yang kita perbuat untuk Tuhan selama hidup itulah yang membuat hidup kita berarti. Oswald Sanders berkata, ‘Hidup ini hanya sekali, itu pun akan segera berlalu, tetapi apa yang kita perbuat untuk Tuhan tak akan pernah layu dan tak akan berlalu. ’. – PRB