GKI Peterongan

Berdamai Dengan Kenyataan Pahit

Seorang ibu dan anaknya terjatuh ke dalam eskalator yang ambrol.Ibu itu segera melempar anaknya ke tepi untuk menyelamatkannya,tetapi  dia sendiri terus terperosok ke dalam mesin eskalator yang berputar lalu  tewas. Inilah kenyataan hidup  pahit yang kadang tidak terduga.  Sudah jatuh terjepit eskalator!.

Yusuf dan Maria mengalami kenyataan pahit sejak dari kehamilan Maria sampai paska melahirkan.Harus kembali ke negerinya, tidak mendapat penginapan, terpaksa melahirkan  disebuah kandang domba, diancam akan dibunuh Herodes, menyingkir ke Mesir. Mengapa mereka berdua bisa menjalaninya dengan damai? Bagaimana caranya agar kita bisa berdamai dengan kenyataan hidup yang pahit?

*Melatih kepekaan untuk mendengar suara Tuhan. Maria sudah diberitahu bakal melahirkan bayi Yesus.“..engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah” (Luk 1 :30).Maria taat dan tidak bingung sebab peristiwa itu adalah kasih karunia Allah. Jadi ketika harus menyingkir ke Mesir, mereka juga tidak terkejut karena hal itu adalah kasih karunia Allah juga. Mendengar suara Tuhan artinya meyakini dengan iman apa yang didengar adalah kehendak Tuhan. Bahkan peristiwa pahit yang kita alami adalah bagian dari kasih karunia Allah. Berdamai adalah menerima kenyataan hidup ini sebagai kasih karunia Allah..

 *Pergumulan adalah jalan untuk melihat pimpinan Tuhan. Kembali ke Mesir adalah mengingatkan masa lalu leluhur Israel di zaman Musa. Hidup dalam perbudakan dan penuh penderitaan, tetapi di sana juga ada mukjizat Tuhan yang terjadi. Jangan takut jikalau hidup kita sedang “diputar” Tuhan balik dari nol atau ke masa lalu yang “keras”.Tuhan tidak akan mencelakakan, tetapi justru membukakan mata iman untuk melihat kuasa Allah. Ternyata di Mesir, Yusuf dan Maria tetap dipelihara Tuhan.

*Tuhan minta supaya kita tetap bangun. Ketika diperintahkan ke Mesir, Allah berkata :”Bangulah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya,larilah ke Mesir….” (Mat 2:13). Setelah Herodes mati,Allah kembali perintahkan :” Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel…” (Mat 2: 20). Orang bisa berdamai dengan kenyataan hidup yang pahit, jikalau selalu mendengar perintah Tuhan untuk : BANGUN!  Bukan terus terpuruk dan jatuh. Yusuf dan Maria yang taat dan setia walaupun dalam kepahitan hidup telah membentuk pribadi Yesus yang cakap dalam segala perkara.(Lukas 2 :52). (AGP)

 

KEPAHITAN HIDUP BUKAN KECELAKAAN TETAPI JALAN IMAN
UNTUK 
MELIHAT KUASA ALLAH YANG BESAR DAN AJAIB.

Pdt. Em. Andreas Gunawan

Arsip