GKI Peterongan

Menyambut Kematian atau Kehidupan

Di masyarat kita ada aturan yang tak tertulis bahwa seseorang yang baru saja pergi ke rumah duka,tidak boleh segera pindah ke tempat pesta pernikahan atau bertamu ke rumah seseorang. Bahasa lokalnya :tabu. Tetapi sebenarnya adalah cara menghindari supaya perasaan kita tidak campur aduk.

Menjelang masuk ke Yerusalem, Tuhan Yesus mengalami seperti itu. (Yohanes 12:1-8,12-19).

Di rumah Maria, saudara Lazarus, Yesus diminyaki kakinya dengan parfum narwastu yang mahal harganya.Maria menyekanya dengan rambutnya yang panjang. Yudas Iskariot protes, tapi Yesus berkata :” Biarkan dia melakukan hal itu mengingat hari penguburan-Ku” (ay.7). Ini tanda kematian!.

Menjelang masuk ke Yerusalem, Yesus dielu-elukan semua orang dengan meriah dan sorak-sorai :”Hosana, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,Raja Israel”. Mereka mengira ,Yesus adalah Raja yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Roma, padahal misi Yesus adalah untuk membebaskan semua orang dari dosa. Yesus direncanakan dibunuh, tetapi ternyata dia tetap hidup dan dimuliakan.(ay.19).

Beberapa sikap manusia terhadap misi Yesus yang datang membawa damai dengan naik keledai :

*Sikap Maria: Tidak ada Allah yang seperti Dia. Tindakan Maria menyeka kaki Yesus dengan minyak narwastu yang mahal dan  dengan rambutnya sendiri, seakan sebagai penanda :”Selamat memasuki kematian” Yesus membacanya dan berkata :” ...itu mengingat hari penguburan-Ku”.Peristiwa Lazarus yang dibangkitkan setelah dikubur empat hari, membuat Maria yakin bahwa baginya tidak ada Allah yang seperti Yesus yang berkuasa membangkitkan orang mati.

*Sikap orang banyak: Selamatkanlah kami sekarang. Misi Yesus bukan menaklukkan musuh dalam peperangan, tetapi menaklukkan dosa yang bersarang dalam tubuh manusia. Cara yang dipakai Yesus bukan naik kuda, tetapi keledai, lambang perdamaian. Akibat kekecewaan mereka, maka kata:Hosana, dalam sekejap berubah menjadi :”Salibkan Dia!” Hindari cara pandang yang salah dengan apa yang menjadi kehendak Tuhan.

*Sikap Tuhan Yesus :Mati Untuk Hidup. Yesus tidak memilih kematian atau kehidupan, tetapi pilihan-Nya adalah MATI UNTUK HIDUP. Dia memang harus mati supaya bisa memberi kehidupan semua manusia yang percaya kepada-Nya. (Yoh 12:32).Tidak ada seorang nabi yang kematian-Nya selalu diperingati kecuali Yesus, karena Yesus memang tidak mati untuk selama-lamanya. Bagaimana dengan iman Anda:”Masih kurang percaya? “ (AGP)

Pilihan Yesus: Mati untuk Hidup.
Pilihan kita: Mati untuk Dosa, Hidup bagi Allah

Pdt. Em. Andreas Gunawan

Arsip