Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau. Ungkapan itu menunjukkan betapa mudahnya manusia jatuh pada perasaan iri. Kita merasa orang lain lebih diberkati sehingga kita iri terhadapnya. Bahkan tidak jarang kita protes kepada Tuhan karena merasa orang itu tidak berhak menerima berkat lebih banyak daripada kita karena orang tersebut tidak lebih baik daripada kita. Perasaan semacam itu akan menghambat rasa syukur dan juga kerja kita. Kita merasa segala kebaikan kita selama ini sia-sia karena “tidak diberi harga” yang lebih tinggi oleh Tuhan. Akhirnya kita merasa lelah untuk melakukan kebaikan dan bekerja untuk Tuhan.
Demikianlah yang terjadi dalam kisah perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus di Matius 20:1-16. Mereka yang dipanggil bekerja dari pagi hari mestinya bersyukur karena mereka tidak sempat menganggur. Bukankah sangat tidak nyaman jika kita harus menganggur padahal sebenarnya kita punya kemampuan untuk bekerja? Sayangnya, orang-orang itu malah marah dan gagal bersyukur hanya karena upah yang mereka terima sama dengan orang-orang yang baru masuk kerja pukul sembilan, duabelas, tiga dan lima sore. Padahal orang-orang yang masuk kemudian itu bukannya malas, tapi karena tidak ada yang mempekerjakan mereka. Dan tidak ada yang salah dengan sang tuan karena pembayaran upah dilakukan berdasarkan kesepakatan: satu dinar untuk satu hari. Mestinya mereka merasa senang karena bekerja untuk tuan yang bermurah hati, yang memberikan kesempatan kepada sebanyak mungkin orang untuk bekerja. Mata orang-orang yang masuk terdahulu silau dengan harta, sehingga buta untuk melihat anugerah dari sang tuan.
Ketika kita mengharapkan kebaikan Tuhan dalam hidup kita, mestinya kita tidak boleh lupa bahwa orang lain juga punya harapan yang sama. Jika Tuhan menjawab doa kita dan menyatakan kemurahan-Nya bagi kita, maka bersyukurlah jika Tuhan juga memberikan anugerah-Nya bagi orang lain. Kita tidak berhak menghakimi kasih Tuhan bagi setiap orang. Daripada sibuk menghitung berkat yang diterima orang lain, akan jauh lebih bijaksana jika kita menghitung berkat yang kita terima. Maka kita akan sangat mudah untuk bersyukur dan akan lebih giat bekerja bagi Tuhan untuk membalas cintanya Tuhan kepada kita. (RKG)