GKI Peterongan

Dipanggil Untuk Bertobat, Percaya dan Mengikut Dia

‘Dunia sedang diancam oleh berbagai krisis multi dimensi; kemiskinan, penyakit, ganguan keamanan, buta huruf, korupsi, dll. Di tengah krisis yang dialami oleh dunia itu, orang-orang Kristen bukannya hadir menjadi pemecah masalah melainkan banyak yang menjadi penyebab persoalan’ tulis Bill Brights. ‘Ada perbedaan yang mencolok antara orang Kristen abad pertama dengan orang Kristen masa kini. Orang-orang Kristen abad pertama ‘mengacaukan’ dunia dengan berita Injil tetapi sekarang banyak orang Kristen menjadi agen rahasia dengan mulut beku’ lanjut Bill. Sedangkan Rick Warren menyindir, ‘banyak orang Kristen ingin ke sorga sembunyi-sembunyi’.
Panggilan terhadap murid-murid mengikut Yesus sangat jelas yaitu menjadi ‘penjala’ manusia. Yesus berkata, “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Panggilan itu direspon dengan cepat. Mereka menjadi ‘penjala-penjala’ manusia yang efektif. Bahkan rela menderita dan mati untuk panggilan itu. Mereka tak hidup lagi sesuka hati melainkan untuk Tuhan. Mereka melakukannya bukan dengan ketakutan akan hukuman melainkan karena kasih. Andreas salah satu dari murid Yesus mati dengan cara disalib berbentuk X di Yunani. Setelah ia dicambuk oleh tujuh tentara, tubuhnya diikat ke salib dengan tali untuk memperpanjang penderitaannya. Para pengikutnya melaporkan bahwa ketika ia dibawa ke salib, ia menghormati salib itu sambil berkata,’Sudah lama saya merindukan dan menantikan saat kegembiraan ini’ lanjutnya pula ‘Salib telah dikuduskan oleh tubuh Kristus yang tergantung di atasnya’.
Pengikut Yesus sejati, berani menghadapi risiko demi panggilannya. Tidak seperti Yunus yang menjauh dari Allah saat dipanggil untuk Niniwe. Untung saja, ia bertobat dan kembali kepada panggilannya itu sehingga Niniwe diselamatkan. Sekarang, kita dipanggil untuk melakukan hal yang sama. Membawa berita pengampunan dosa, Injil Yesus Kristus untuk dunia yang sedang mengalami berbagai krisis. Menjadi ‘penjala’ manusia bukan agen rahasia dengan mulut beku. Bukan pula penyebab persoalan melainkan pemecah persoalan. Waktunya mendesak. Mari, kita melakukannya karena kasih kepada-Nya bukan atas dasar ketakutan akan hukuman. – PRB

Pieter Randan Bua

Arsip