Beberapa waktu yang lalu saya mendengar kisah tentang seorang dokter yang karena imannya ditugaskan membersihkan toilet setiap hari. Tetapi ia menyulap toilet itu menjadi toilet terbersih di kotanya. Ketika ditanya tentang motif dibalik aksinya itu ia berkata, ‘Saya selalu membayangkan bahwa Yesus setiap saat akan datang buang air di toilet yang saya bersihkan, alangkah sedihnya kalau toilet ini dalam keadaan kotor ketika Ia datang’. Benar tidaknya kisah ini tetapi setiap orang Kristen haruslah bersikap demikian. Sebab kita dipanggil untuk menjadi saksi dan hamba. Apa pun profesi kita. Sebab kita semua adalah pengikut Kristus.
Tetapi kadang-kadang kita membeda-bedakan pekerjaan. Ada yang kita sebut pekerjaan rohani dan pekerjaan sekuler. Akibatnya kita merasa jauh lebih terhormat dan menyenangkan melayani dalam gereja dibanding pekerjaan yang kita anggap sekuler sehari-hari. Memang ada orang-orang Kristen tertentu terpanggil untuk pelayanan-pelayanan khusus. Sama seperti kedua belas murid terpanggil untuk pelayanan Firman dan Doa. Tetapi ketujuh diaken terpanggil untuk tugas membagi-bagikan makanan sehari-hari kepada para janda. Tetapi pekerjaan itu sama pentingnya. Termasuk pekerjaan yang kita anggap sekuler. Seperti anggota tubuh yang memiliki fungsi berbeda-beda demikianlah kita dipanggil untuk tugas dan tanggungjawab yang berbeda-beda pula.
Karena itu, sebagai pengikut Yesus, setiap pekerjaan yang kita lakukan haruslah mengejewantahkan iman kita. Firman Tuhan berkata, ‘Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia’ (Kol 3:23). Apa pun profesi kita, Tuhanlah yang harus menjadi prioritas utama. Pekerjaan apa pun yang kita kerjakan haruslah dipersembahkan untuk memuliakan nama-Nya. Melalui pekerjaan kita, kita sedang melayani Tuhan. Pdt Rick Warren berkata, ‘Saat anda melakukan segala sesuatu dengan mata yang tertuju kepada Allah anda sedang mengikut, melayani dan menyembah Tuhan.’ – PRB