GKI Peterongan

Lebih Dari Mujizat

Apa yang paling Anda harapkan ketika mengikut Tuhan Yesus: mendapatkan mujizat atau mendapat tugas dari-Nya? Sebagian besar manusia (jika tidak mau dianggap berlebihan dengan mengatakan semua manusia) pasti akan memilih yang pertama. Siapa yang tidak suka mendapatkan hal-hal yang istimewa, yang menyenangkan dan menguntungkan dirinya? Di tengah peliknya problematika kehidupan, bagaimana mungkin kita tidak mengharapkan pertolongan yang spektakuler dan instan terjadi sehingga membuat segala masalah tersebut hilang dalam sekejap?
Keinginan seperti ini pula yang dimiliki oleh penduduk di Kapernaum semasa Yesus hadir di dunia. Setelah mereka mengetahui bahwa Yesus bisa menyembuhkan penyakit dan mengusir setan, maka mereka membawa semua orang yang sakit dan yang kerasukan setan di kota itu (Mrk 1 : 32). Mereka terus mencari-cari Yesus supaya bisa mendapatkan mujizat dari-Nya, bahkan Simon dan murid-murid lainnya menyediakan diri menjadi perantara untuk menghadirkan Yesus bagi mereka (Mrk 1 : 37). Namun apa jawab Yesus? “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang” (Mrk 1 : 38).
Banyak orang menyalah-artikan makna kehadiran Yesus. Manusia cenderung berpikir untuk “mengurung” Yesus menjadi milik-Nya. Sekalipun mereka berkata “saya mau ikut Yesus”, namun yang ada dalam benaknya adalah bagaimana memanfaatkan Yesus untuk mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya bagi dirinya. Mereka berharap dengan ikut Yesus maka mujizat selalu datang dalam kehidupannya, melenyapkan semua masalahnya, dan membuat berhasil semua rencananya. Wouw….lalu itu berarti manusia ikut Yesus atau Yesus mengikuti manusia??
Bersyukurlah bahwa Yesus tetap fokus pada misi yang diemban-Nya. Kedatangan-Nya di dunia menawarkan sesuatu yang jauh lebih berharga daripada mujizat, yakni Injil; Injil untuk semua umat, bukan hanya untuk sekelompok orang. Yesus ingin seluruh manusia percaya pada Injil sehingga mereka bisa mendapatkan anugerah keselamatan; suatu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia agar bisa kembali pulang pada Penciptanya. Dan ketika manusia percaya pada Injil, maka mereka juga akan taat pada kehendak-Nya sehingga dengan demikian mereka dapat memuliakan Tuhannya; bukan memuliakan dirinya sendiri yang serba berhasil dalam segala hal. Mari mengoreksi diri, ketika kita mengaku sebagai pengikut Yesus, siapa yang kita upayakan untuk dimuliakan: Yesus atau diri sendiri? (RKG)

Pdt. Ibu Rinta Kurniawati Gunawan

Arsip