Anda pernah mendengar istilah penjahat berdasi? Mereka adalah orang-orang yang rapi dalam berpakaian dan santun dalam bertutur kata serta sopan dalam bersikap. Mereka mudah mendapat kepercayaan dari orang lain karena sikapnya yang sangat ramah tersebut. Namun begitu kita mempercayainya 100%, ia akan memanfaatkan kesempatan itu untuk menipu kita habis-habisan. Harta hilang, tak jarang nyawapun ikut melayang. Mereka orang-orang yang terlihat baik di luar, padahal hatinya sangatlah busuk. Tentu kita akan merasa ngeri jika sampai berjumpa dengan orang semacam itu.
Namun sadarkah bahwa kadang kala kitapun bersikap demikian? Tentu tidak sesadis sang penjahat itu. Tapi yang jelas lain di depan, lain di belakang. Mungkin kita termasuk orang yang fasih dalam menyampaikan firman atau suka menasihati sesama, namun di saat yang lain kata-kata kita begitu menusuk orang lain, bahkan terhadap orang-orang terdekat kita. Mungkin kita dikenal sebagai orang yang sangat santun, namun di saat yang lain kita suka melakukan provokasi untuk melemahkan orang-orang yang kita anggap sebagai saingan dan dengan demikian mengunggulkan diri kita sendiri. Bukankah jika kedok itu terbongkar, kita akan terlihat sangat menjijikan?
Rasul Paulus berusaha menasihatkan jemaat di Korintus untuk menjadi pribadi-pribadi yang berintegritas. Dalam 1 Korintus 1:4-7 Paulus bersyukur atas kekayaan jemaat dalam segala macam perkataan, pengetahuan, dan berbagai karunia. Jemaat Korintus merupakan jemaat yang lengkap, pandai, serta hebat dalam berbagai pelayanan. Namun Paulus juga segera mengingatkan jemaat akan adanya bahaya perpecahan, sebab anggota-anggota jemaat sedang tidak seia sekata dan sehati sepikir, melainkan sibuk mengunggulkan diri masing-masing (ayat 10-12). Mereka terlihat mengagumkan di luar, namun sesungguhnya hati mereka bobrok. Apalah artinya perkataan, pengetahuan, serta pelayanan yang mempesona jika tidak disertai dengan ketulusan hati untuk membesarkan nama Tuhan? Tidakkah sangat mengerikan jika orang-orang percaya ternyata justru saling berebut kemuliaan diri?
Mari bersama kita melangkah dalam integritas; menjadi pribadi yang sama antara luar dan dalam. Tampilkanlah pribadi yang santun, hangat dan terhormat, dengan dilandasi hati yang tulus dan murni. Berdoalah agar Tuhan menolong kita supaya Ia mendapati kita tak bercacat pada hari kedatangan-Nya kelak (ayat 8-9). Tuhan Yesus memberkati! (RKG)