Saking terbatasnya manusia, banyak hal jadinya sulit untuk dijangkau atau bahkan tidak terjangkau sama sekali oleh manusia. Penyebabnya banyak, tetapi biasanya yang utama adalah jarak. Jarak di sini bisa bermacam-macam: jarak secara lokasi geografis, jarak karena waktu, jarang karena kesempatan. Yang pasti antara yang hendak dijangkau oleh manusia dengan manusianya itu sendiri terpisahkan sehingga menjadi tidak terjangkau.
Jika demikian halnya, maka menarik ketika kita menemukan bahwa yang seringkali tidak terjangkau oleh manusia saat ini adalah lingkungan alam, yang sebenarnya begitu dekat bahkan melekat erat dengan kehidupan manusia sehari hari. Jadi, bagaimana bisa tidak terjangkau?
Bagi saya, ini karena minimal dua hal esensial ini. Pertama, manusia menjadi tinggi hati ketika diciptakan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia. Padahal, sejak awal penciptaannya, manusia terus diikatkan dengan alam, bahkan “amanat agung” (kalau boleh demikian menyebutnya) yang Allah sampaikan pada manusia pertama adalah tanggung jawab untuk mengelola bumi dan segala isinya. Selain itu, dalam bacaan Yesaya dan Mazmur kita hari ini juga digambarkan bagaimana Allah mengajak seluruh bumi, manusia dan segala makhluk bersama-sama memuji Tuhan Sang Pencipta. Bumi dan makhluk hidup lain tidak diciptakan hanya sebagai pelengkap, sebagai ‘budak’ bagi manusia. Sebaliknya, semua makhluk dikasihi oleh Allah dan dihadirkan untuk saling menunjang kehidupan satu dengan yang lain.
Kedua, manusia sering berpikir bahwa keselamatan semata-mata hanya menjadi urusan manusia. Padahal, Roma 8:19 mencatat bahwa seluruh makhluk sama-sama menderita dan karena itu sama-sama rindu menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Bahkan kalau kita bongkar nubuat-nubuat tentang akhir zaman, selalu disebutkan situasi shalom (penuh damai sejahtera) bagi manusia juga seluruh makhluk.
Karena itu, kini kita, sebagai manusia perlu meniadakan jarak itu dan cobalah menjangkau alam ciptaan Tuhan. Mulailah peduli, dan lakukan hal-hal yang didalamnya kita turut melestarikan lingkungan hidup. Jadikan itu kebiasaan. Dan dimulai dari sekarang. (XND)
Lalu Ia berkata kepada mereka:
“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
(Markus 16:15)