Apa beban, masalah, atau persoalan yang paling sulit untuk dihadapi?
Menurut saya, jawabannya adalah: beban atau masalah yang dihadapi seorang diri.
Kita semua mengalaminya.
Mari kita ingat kembali, saat kita jatuh sakit. Masih ingat rasanya ketika dikunjungi atau didampingi oleh orang-orang yang kita kasihi? Saat itu, semua kesakitan yang kita rasakan, mendadak seperti terangkat. Dan apapun vonis dokter rasa-rasanya, saat itu kita menjadi siap dan kuat menghadapi apapun, sambil memperhatikan mereka yang ada di sisi kita, yang terus mendukung dan memberi semangat.
Ingat saat jantung kita berdegup kencang, keringat dingin bercucuran, saat kita harus melakukan sesuatu yang menentukan nilai kita, kelulusan kita, atau apapun itu. Semalam-malaman kita susah tidur, karena kita cemas apa yang akan dihadapi esok. Tapi seketika, ketika melihat teman-teman kita, hadir memberi semangat, seketika itu juga kita menjadi berani. Bahkan ajaibnya, sesaat kita tidak peduli akan hasil apapun yang akan kita terima. Hanya karena kita melihat, ada teman-teman yang hadir bersama kita.
Ingat saat kondisi ekonomi keluarga hancur lebur. Saat di mana kita mengerti betul, itu adalah titik terendah dalam hidup kita. Seakan sudah tidak ada jalan keluar. Hampir, tidak ada hari esok. Tapi kita ingat juga, saat itu, orang tua kita, anak-anak kita, pasangan kita, tiba-tiba menyampaikan sesuatu yang menguatkan hati. Barisan kata-kata yang menyiratkan, bahwa mereka mau menghadapi semua ini bersama-sama dengan kita. Kita tidak sendirian. Ditambah lagi, ada teman yang menelpon, ikut peduli dan memikirkan kondisi keluarga kita. Ya, saat itu, kita memang belum melihat ada perubahan apapun. Tetapi, entah mengapa, kita seperti melihat ada banyak sekali pintu terbuka. Lutut yang tadinya begitu lemah untuk berdiri, kini seakan sanggup untuk berlari. Saat itu juga, ide-ide cemerlang bermunculan. Saat itu juga, tawa canda bisa keluar kembali.
Yesus semasa hidup-Nya, menemui orang-orang, memulihkan yang sakit, mengadakan mujizat, hanya untuk menyampaikan Kabar Baik: bahwa dalam kasih-Nya yang begitu besar, Allah hadir melawat umat-Nya. Ketika Allah hadir di tengah hidup yang getir, melalui banyak cara, melalui banyak orang, kita tahu betul seketika itu juga keadaan berubah. Semangat yang tadinya redup kini nyala membara. Diri yang lemah, seketika memperoleh kekuatan baru. Namun, adakah kita dapat terus melihat bahwa Tuhan hadir, sehingga asa dapat kembali dibangkitkan? Buka mata iman kita lebar-lebar. Dan temukan, Tuhan hadir, berjalan bersama kita, bahkan menuntun kita dengan tangan-Nya yang perkasa. (XND)