GKI Peterongan

Menyelami Pemikiran Allah

Dalamnya laut dapat ditebak, dalamnya hati siapa yang tahu. Tentu Anda pernah mendengar ungkapan ini, bukan? Ungkapan ini ingin menjelaskan bahwa seringkali kita tidak dapat menebak keinginan atau perasaan orang lain. Apa yang diutarakan atau dilakukan belum tentu sama dengan isi hatinya. Nah, jika menebak pikiran sesama manusia saja susah, bagaimana mungkin kita dapat menebak dan mengerti pikiran Tuhan?
Kegagalan inilah yang dialami oleh Petrus (Matius 16:21-28). Saat Tuhan Yesus menyampaikan keadaan yang akan dialami-Nya, yaitu penderitaan dan kematian-Nya, Petrus malah menegur Yesus dengan keras dan menyampaikan bahwa hal itu tidak akan terjadi pada Yesus. Dalam benak pikiran Petrus (yang mungkin juga harapan Petrus), mustahil Yesus yang serba bisa itu dapat mengalami hal buruk semacam itu. Kalaupun itu akan terjadi, mestinya Yesus bisa melawan dan mengalahkan musuh-musuh-Nya. Atas pikiran Petrus yang bertolak belakang dengan pikiran Allah tersebut, Yesus dengan tegas mengatakan, “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” Teguran ini menunjukkan bahwa pikiran Petrus sudah mulai dimasuki oleh Iblis. Iblis yang ingin menggagalkan rencana Allah untuk mengasihi manusia dengan cara mati disalib, memakai Petrus untuk memuluskan rencananya. Maka Yesus dengan keras mengusir Iblis yang hendak menguasai pikiran Petrus.
Peristiwa ini menyadarkan kita bahwa kegagalan memahami rencana Allah (apalagi sampai terang-terangan menolak) bukan berkaitan dengan masalah kecerdasan, melainkan keteledoran manusia yang membuka celah terhadap hasutan Iblis. Keinginan yang begitu besar agar kehendaknya segera terwujud, kesombongan, kepahitan, serta keengganan untuk tunduk pada pimpinan Allah (atau Firman Allah), membuat seseorang mudah dirasuk oleh Iblis. Agar hal itu tidak sampai terjadi, maka kita perlu bersikap rendah hati dan tulus di hadapan Allah. Berdoalah agar Tuhan memberikan kepekaan kepada kita untuk dapat memahami pikiran-Nya dan agar kita bersedia tunduk pada kehendak-Nya. Percayalah, rencana-Nya selalu indah bagi kita. (RKG)

Pdt. Ibu Rinta Kurniawati Gunawan

Arsip