GKI Peterongan

Merangkul Yang Berbeda

Setiap anak yang bersekolah di Indonesia pasti pernah belajar dan mengerti tentang semboyan Bhinneka Tunggal Ika: berbeda-beda, namun tetap satu jua. Banyak orang pun mengerti tentang filosofi pelangi, yakni bahwa pelangi itu indah karena terdiri dari banyak warna yang beragam. Bila di langit hanya ada satu guratan warna, tentu kita tidak akan menyebutnya pelangi dan tidak mengatakannya indah. Demikian pula dalam hidup manusia, jika semua seragam dan hanya ada 1 macam, maka dunia justru tidak menjadi indah. Aneka ragam manusia yang ada itulah yang membuat hidup kita menjadi berwarna dan menyenangkan. Tidak hanya filosofi-filosofi dunia, namun setiap agama pun mengajarkan umatnya untuk tidak membeda-bedakan sesamanya. Terlebih dalam Alkitab yang jelas mengatakan, “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya” (Kis 10:34-35). Namun berapa persen manusia di bumi ini, dan berapa persen orang Kristen yang sungguh-sungguh menghidupi filosofi kebersamaan itu dan firman Allah tersebut??
Sangat disayangkan bahwa masih banyak manusia yang hidup dalam kotak-kotak yang sempit. Ada kotak etnis, kotak gender, kotak status sosial, kotak fisik, dsb. Pengkotakan itu telah meningkatkan derajat sebagian manusia, namun dengan sendirinya berarti merendahkan derajat yang lainnya. Belum lagi berbagai penderitaan yang ditimbulkan akibat sikap pembedaan dan diskriminatif tersebut. Banyak orang hidup dalam kebencian gara-gara pemahaman yang keliru tentang sesamanya.
Dari sejak kisah penciptaan, kita tidak pernah melihat bahwa Tuhan hendak menyeragamkan seluruh manusia. Ia memang dengan sengaja menciptakan manusia dengan ragam perbedaan. Hanya ada satu hal yang boleh sama dan itu menjadi kerinduan Allah kita, yakni bahwa semua orang bersedia datang kepada-Nya (Yoh 12:32). Tidakkah ini juga menjadi kerinduan kita bersama? Marilah kita menjadi gereja (baca: persekutuan orang percaya) yang terbuka, yang bersedia merangkul siapapun untuk datang mendekat, belajar mengenal dan percaya kepada Kristus. Bersyukurlah jika Tuhan memberikan banyak kelebihan pada kita. Bersyukurlah jika kita telah mampu melakukan hal-hal baik. Namun jangan sampai kelebihan atau kebaikan itu malah membuat kita memandang yang lain buruk dan menganggapnya tidak pantas menjadi bagian dari gereja. Rangkullah mereka yang berbeda, hantarkanlah setiap orang untuk mengenal dan merasakan kasih Kristus. Tuhan memberkati kita semua! (RKG)

Pdt. Ibu Rinta Kurniawati Gunawan

Arsip