GKI Peterongan

Merdeka untuk Berbagi

Di dunia ini ada orang – orang yang tidak memiliki keadilan dan kasih sayang sama sekali. Mereka ‘memangsa’ orang yang seharusnya mereka tolong dan lindungi. Bahkan tak sedikit yang memanfaatkan orang lain untuk melancarkan aksinya. Inilah yang terjadi pada seorang yang datang pada Yesus. Ia tahu bahwa Yesus punya wibawa, punya kuasa dan perkataan-Nya dapat didengar. Mattew Henry seorang penafsir Alkitab mengatakan bahwa ungkapan “Guru, katakanlah kepada saudaraku’ mengandung maksud, bicaralah seperti seorang nabi, bertitahlah seperti seorang raja, katakanlah dengan kuasa; maka saudaraku akan mendengarkan apa yang Engkau katakan; bicaralah kepadanya, supaya ia berbagi warisan dengan aku.

Namun Yesus menolak campur tangan atas persoalan orang itu. Karena itu bukan tugas perutusan-Nya. Yesus berkata, ‘Siapakah yang mengangkat Aku jadi hakim atas kamu?’ Ungkapan itu mengandung makna bahwa Ia datang bukan untuk merebut jabatan dan tugas – tugas orang lain. Bukan untuk memberikan keuntungan – keuntungan duniawi untuk golongan tertentu. Bukan pula mendorong persaingan dengan saudara – saudara kita dan bersikeras dalam tuntut – menuntut. Melainkan Ia datang untuk mengajarkan pengorbanan dan melepaskan hak – hak kita untuk kedamaian.

Yesus mengajarkan agar kita waspada atas ketamakan, ‘Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan’ kata-Nya. Hal ini diungkapkan-Nya karena hidup manusia bukanlah bergantung pada kekayaan. Kebahagiaan dan kesenangan manusia tidak bergantung pada kepemilikan atas kekayaan yang melimpah di dunia ini. Kenyataannya, banyak orang mempunyai banyak harta di dunia ini namun hidup mereka menyedihkan. Mereka memiliki harta berlimpah-limpah namun tidak dapat menikmatinya. Banyak orang yang memiliki harta berlimpah namun selalu merasa tidak puas dan gusar seperti yang diungkapkan Yesus dalam perumpamaan-Nya.

Mereka yang seperti itu adalah orang – orang bodoh. Yesus berkata, ‘Hai engkau orang bodoh (ungkapan yang mengingat kisah Nabal)’, engkau Nabal si orang bodoh (namanya Nabal, orangnya bebal) yang jantungnya terhenti dalam dada, lalu ia membatu, setelah berpesta bak raja dengan menyantap hewan bantaian yang dibantainya bagi para penggunting bulu dombanya. Perhatikanlah, orang-orang duniawi adalah orang-orang bodoh, pada suatu saat nanti Allah akan memanggil nama mereka dengan panggilan, ‘engkau orang bodoh’, dan mereka sendiri akan menyebut diri mereka demikian.

Pada akhirnya, mereka yang tamak ‘bodoh’ hukuman akan dijatuhkan atas mereka yaitu hukuman mati: “Pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu” ungkap Yesus dalam perumpamaan-Nya.  Agar tak tertimpah hal demikian jadilah orang merdeka yang tidak diperbudak oleh harta duniawi. Jadilah penatalayan yang baik atas harta dan kepercayaan yang Allah berikan kepada kita. Jangan mengambil yang bukan hak kita, berilah dengan sukacita tanpa kekuatiran karena demikianlah orang – orang merdeka bertindak. – PRB

Pieter Randan Bua

Arsip