Barangkali kita telah jengah mendengar berita-berita tentang kondisi negara kita yang serba berantakan. Berita tentang korupsi berjamaah tentu membuat kita marah. Bagaimana tidak: sekelompok orang yang punya kedudukan, wewenang dan kuasa bukannya bekerjasama memikirkan masyarakat yang masih dikuasai kemiskinan dan kebodohan, malah berkolusi untuk memikirkan perutnya sendiri. Hati kita juga menjerit ketika mendengar kelompok-kelompok tertentu begitu eksklusifnya sampai ingin menjadikan negara Pancasila ini menjadi negara berbasis agama tertentu. Kondisi demikian membuat kita sebagai kelompok minoritas menjadi sangat tertekan.
Pertanyaannya, apakah kita sudah berbuat lebih baik daripada kelompok-kelompok tadi? Tentang eksklusifitas, bukankah seringkali kita sebagai gereja pun terjebak untuk bersikap dan bertindak demikian? Sebagai makhluk sosial, memang kita tidak dapat menghindar dari hidup berkelompok. Itu tidak salah. Tapi jika pengelompokan ini membuat orang di luar menjadi tidak nyaman dan membuat kita sulit bekerjasama dengan orang-orang di luar kelompok kita, tidakkah kita perlu berpikir ulang tentang keberadaan kelompok kita?
Mengapa gereja sulit bersatu? Karena ada banyak gereja yang anggotanya hidup secara eksklusif hanya dengan kelompoknya. Merasa kelompoknyalah (baca: denominasinya) yang paling benar dan sah. Di gereja pun seringkali kita merasa begitu nyaman bersosialisasi dengan sesama anggota, sampai-sampai lupa memperhatikan kebutuhan atau perasaan orang lain di luar sana. Jika anggota jemaat bersikap demikian, gereja tidak akan mampu menjadi teladan bagi negeri ini. Bahkan kotbah-kotbah tentang kasih pun hanya akan menjadi cibiran orang di luar gereja yang anti Kristus. Oleh karena itu mari kita bersama-sama belajar saling mengasihi dengan cara membuka diri terhadap sesama di sekitar kita. Jika selama ini kita sudah mengasihi kelompok kita, kini perluaslah kasih itu kepada orang-orang yang selama ini terlewatkan dari pikiran kita. Masih banyak orang membutuhkan kasih Kristus. Bersediakah kita menjadi saluran kasih-Nya? Tuhan memberkati persekutuan kita bersama. (RKG)