Duduklah
Jikalau bisa
Atau meniaraplah
Jikalau bisa
Agar kau menjadi setara
Dengan mereka yang berlutut
dalam belenggu
Atau dengan mereka yang rebah
Tak berdaya
Berdirilah ketika mereka berdiri
Melonjaklah dalam sukacita
Ketika mereka melompat-lompat kegirangan
Agar kau menjadi setara
Hingga tidak ada lagi yang terkecil
Dan tidak ada lagi yang termulia
Karena dari “yang terkecil” akan datang Dia
yang disebut sebagai Sang Besar
Karena dari kandungan “yang termulia” akan lahir Dia
yang berada di antara yang hina
Lakukanlah
Jikalau bisa
Agar kau menjadi setara
Dan kita menjadi saudara
** Sebuah puisi yang kiranya bisa menolong kita memahami Mikha 5:1-4 dan Lukas 1:39-45, bahwa sapaan persaudaraan tidak hanya menyiratkan kepedulian untuk saling mendukung satu dengan yang lain, tetapi juga sebuah ajakan untuk bekerja sama. Yang terkecil: Betlehem, dan yang terpuji di antara wanita: Maria sama-sama dilibatkan Tuhan dalam karya agung-Nya, yaitu keselamatan bagi dunia. (XND)