GKI Peterongan

Yesus Kristus, Raja Surgawi Sejati

Budaya instan menjadi salah satu trend dalam era globalisasi. Mulai dari makanan instan sampai gaya hidup yang serba instan, semuanya digemari oleh manusia saat ini. Akibatnya, sesuatu yang tidak instan dianggap menjadi hal yang kuno, kolot, dan ketinggalan zaman. Bahkan budaya instan, yang seringkali diartikan sebagai budaya serba cepat atau langsung, sering dijadikan ukuran untuk menilai kehebatan suatu hal: semakin instan, semakin hebat!
Tampaknya, kegemaran manusia terhadap hal-hal instan sudah berlangsung sejak dulu. Banyak orang begitu terpesona sewaktu melihat Yesus melakukan mujizat yang sifatnya instan: air berubah menjadi anggur, orang kusta disembuhkan, orang buta bisa melihat lagi, dsb. Tak jarang, hal inilah yang menjadi alasan mereka untuk mengikut Yesus. Yesus hebat karena Ia bisa melakukan segala sesuatu dengan instan.
Namun, suasana yang kontras justru muncul saat Yesus disalibkan. Yesus seolah-olah tidak berdaya. Sebutan “Inilah Raja orang Yahudi” justru menjadi ejekan bagi Yesus yang tidak bisa menyelamatkan diri-Nya sendiri dari atas kayu salib (Luk. 23:35-39). Pandangan orang-orang terhadap Yesus sebagai Raja, runtuh begitu saja kala Yesus tidak melakukan sesuatu yang instan dalam peristiwa penyaliban. Namun berbeda dengan yang lain, salah seorang penjahat yang disalibkan bersama dengan Yesus justru mengakui ke-Raja-an Yesus saat Yesus tidak berdaya: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja,” (Luk. 19:42). Pengakuan ini disambut dengan jawaban Yesus, “Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus,” (Luk. 19:43).
Pengakuan salah satu penjahat ini justru menjadi pengakuan iman yang tidak biasa, yang dicatat Injil Lukas. Ia justru mengimani Yesus sebagai Raja kala Yesus tidak melakukan tindakan yang instan. Kesaksian ini menantang iman kita yang sedang memperingati hari Kristus Raja. Apakah kita juga dapat dengan lantang mengakui Kristus Raja, kala Allah seolah-olah diam dengan segala pergumulan hidup kita? Apakah kita tetap percaya pada kuasa Kristus Raja, kala doa-doa kita tidak dijawab sesuai keinginan kita? Penjahat yang disalibkan bersama Yesus sudah menjadi saksi iman bagi kita. Ia sudah hidup bersama-sama dengan Kristus sejak Ia mengakui Kristus sebagai Raja yang sedang tidak berdaya. Yesus Kristus, Raja Surgawi Sejati tidak selalu mengadakan mujizat yang instan dan terlihat spektakuler, namun Ia tetaplah Raja yang penuh kuasa untuk selama-lamanya. Berbahagialah kita yang tetap percaya kepada-Nya. -HAG

Hizkia Anugrah Gunawan

Arsip