Arti kata Nain adalah “padang rumput” atau “menyenangkan”. Tentunya kata Nain ini mempunyai makna yang indah untuk suatu kota. Namun apakah benar kota Nain ini seindah arti namanya? Apakah Nain benar-benar padang rumput hijau yang menyenangkan? Ternyata pemandangan yang disuguhkan di dekat pintu gerbang Nain itu sungguh berlawanan dengan arti namanya. Nain bukan lagi padang rumput yang subur, karena di dekat pintu gerbang kota Nain, terjadi sesuatu yang menyedihkan, yakni ada orang mati yang diusung ke luar. Yang lebih menyedihkan, yang meninggal itu adalah anak laki-laki satu-satunya dari seorang janda tua.
Ketika Yesus berpapasan dengan rombongan tersebut perhatian Yesus tertuju pada kesedihan sang janda yang sedang menangis. Yesus tahu bahwa kesedihan janda itu bukan sekedar duka mendalam karena kehilangan anak lelaki satu-satunya, namun lebih dari itu ia kehilangan harapan dan masa depan. Mengapa demikian ? Ya karena anak laki-laki si janda itu sebagai tumpuan harapan di masa depan yang dapat diandalkan. Dan secara sosial pada zaman itu anak laki-laki begitu dihargai, dan kehadirannya membawa harkat dan martabat bagi keluarga. Yesus tahu tangisan sang janda itu bukan sekedar tangisan duka karena ditinggalkan orang yang sangat dikasihi, namun juga tangisan keputusasaan dan hilangnya pengharapan. Karenanya Yesus menyapa janda itu: “Jangan Menangis”.
Sapaan Yesus bukan hanya sapaan kasih yang menunjukkan perhatian bahkan empati, namun sapaan kasih Yesus adalah sapaan kasih yang membangkitkan dan menghidupkan pengharapan si janda itu. Benar….karena sapaan kasih dari Yesus ditindaklanjuti dengan membangkitkan kembali anak muda si janda itu. Kasih Yesus telah mengembalikan harapan dan masa depan si janda yang telah tenggelam. Kasih Yesus juga telah mengembalikan harkat dan martabat si janda itu dan yang terlebih penting bahwa si janda itu telah mengenal sumber kehidupan (dalam diri Yesus) yang menjadi andalan hidup di masa depan.
Kisah si janda dari Nain yang disapa oleh Yesus menunjukkan belas kasih Tuhan yang sangat dahsyat dan mendalam. Perhatikanlah Yesus yang dengan penuh kasih menghibur dan memberi harapan kepada si janda. Adakah kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki semangat belas kasih Yesus yang meresap dalam hati, sehingga kita memiliki kepekaan untuk memperhatikan dan mengasihi mereka yang sudah kehilangan harapan hidup. (JS)