Apakah saudara pernah melihat domba? Bagi kita yang sudah lama tinggal di kota besar agak sulit untuk melihat domba. Domba yang pernah saya lihat dekil dan kotor, tidak seindah lukisan domba yang biasanya saya lihat di media rohani Kristiani. Domba cenderung dekil dan kotor, karena sebagian besar hidup mereka di alam terbuka. Hidup bergerombol di padang rumput mencari makan sambil dijaga dan dituntun oleh para gembala.
Suatu hari di luar kota Gevas – Turki, para gembala yang sedang makan pagi kaget melihat seekor dombanya tiba-tiba melompat ke dalam jurang – diikuti oleh seribu lima ratus domba lainnya! Beruntung karena tumpukan domba dari dasar jurang semakin tinggi, hanya empat ratus lima puluh domba yang mati, sisanya selamat mendarat di tumpukan domba yang sudah terlebih dahulu melompat. Mereka tersebut melompat sebagian besar tidak dapat melihat apa yang di depan mereka. Mereka bergerak bersama tanpa mengetahui tujuan. Mereka tak kuasa menahan langkah ke jurang maut. Ketika mengabaikan tuntunan gembala, saat itulah mereka celaka.
Seperti domba, kita pun harus mengenali dan mengikuti tuntunan suara-Nya (Yoh.10:4).Ketidakmampuan menentukan arah dan jaminan kepastian masa depan selaras dengan ketidakmampuan domba untuk bisa mencari jalan sendiri ketika harus bergerak maju dan mengetahui apa yang di depan mereka. Memang tidak mudah mengikuti tuntunan Sang Gembala. Tetapi itu adalah anugerah Tuhan, karena itulah panggilan teladan Kristus, yang telah menanggung derita untuk menebus dosa kita (1 Pet.2:21). Hanya karena pengorbanan-Nya, kita semua yang sesat diperbaharui dan kembali ke pangkuan-Nya (1 Pet.2:25).
Terpujilah Tuhan Yesus Kristus, karena Ia adalah Gembala yang Baik! Ia mengenal setiap domba-Nya, demikian juga setiap domba mengenal Dia (Yoh 10:3). Tuhan Yesus menjanjikan hidup yang berkelimpahan kepada setiap domba-Nya (Yoh 10:10b). Hidup berkelimpahan bukan serta merta berarti hidup dengan tumpukan harta di dalam gudang penyimpanan kita. Hidup berkelimpahan adalah kehidupan seperti jemaat pertama yang hidup dalam iklim persekutuan yang hangat, siap sedia berbagi satu dengan yang lain (Kis.2:42-47). Kelimpahan yang abadi nilainya. Hidup yang bisa diraih dengan satu cara: taat pada tuntunan-Nya. (DAA)