Apakah Anda pernah mendengar soal benda atau tempat yang disucikan? Benda atau tempat tersebut dimandikan ataupun didoakan sebagai cara penyuciannya, misalkan saja sebuah keris yang disucikan dengan dimandikan menggunakan bunga dan ritual tertentu. Setelah penyucian itu, benda atau tempat tersebut dipandang telah terlepas dari hal-hal yang mengotorinya, yang tidak seharusnya berada pada dirinya, serta kembali menjadi apa yang murni. Murni bagaikan emas yang terpisah dari kotoran-kotoran yang mencampurinya. Sebagai manusia, kita pun disucikan. Kita disucikan dari hal-hal yang “mengotori” kita. Dengan apa kita disucikan? Tentunya dengan darah Kristus.
Ketika benda atau tempat disucikan, benda atau tempat tersebut kemudian dipandang menjadi sesuatu yang semakin berhubungan dengan yang supranatural (melebihi yang alami). Begitu pula dengan kita manusia, ketika dikatakan kita disucikan, berarti kehidupan kita dibuat untuk lebih dekat kepada Allah, yang tentunya tanpa terhalang lagi oleh “kotoran” (baca: dosa) kita. Bacaan kita hari ini mengatakan, “betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup” (Ibrani 9:14). Darah Kristus, yang menjadi bukti dari karya penebusan-Nya, menyucikan setiap orang yang percaya kepada-Nya. Karya penebusan Kristus melayakkan kita untuk dapat beribadah kepada Allah.
Di dalam setiap ibadah dikatakan dosa kita telah diampuni, sekali lagi menegaskan kita layak untuk bertemu dengan Allah di dalam ibadah. Sebagai seorang yang telah disucikan dan dilayakkan oleh karena kasih-Nya, sudah selayaknya kita turut membagikan kasih itu kepada sesama. Kita diajak untuk bukan sekadar tahu, tetapi paham akan pengurbanan dan karya penebusan Kristus, serta menyalurkan kasih-Nya kepada sesama. Selamat menikmati indahnya kasih Allah serta menyalurkannya kepada sesama. Tuhan memberkati kita. (KKD)

You May Also Like

Ayub dan Para Sahabatnya Penghibur Sejati VS Penghibur Sialan

“Sudah jatuh terjepit eskalator”, itulah Ayub. Dirinya menderita lahir batin,  sahabat-sahabatnya datang…

Diberi Berbeda Agar Saling Memperlengkapi

Efesus 4:1-16   Kelima jari yang kita miliki, memiliki nama, bentuk, dan…

Semua yang Dijadikan-Nya Sungguh Amat Baik

Kejadian 1:1-27, 31, Mazmur 148 Suatu hari anak kami sedang belajar dan…