Dorothy Day adalah seorang yang aktif dalam pelayanan sosial kepada orang-orang miskin dan terbuang, serta pendiri dari surat kabar Catholic Worker. Ia memulai pelayanannya kepada orang miskin sejak muda karena ia melihat Allah di dalam diri orang-orang miskin tersebut. Maka ia berusaha sekuat mungkin untuk merawat, memberi makan dan tumpangan, serta mencarikan dana untuk memelihara hidup mereka. Sebagai orang yang terjun dalam kehidupan orang miskin, ia seringkali diperhadapkan dengan masalah baik dengan dirinya sendiri, maupun orang asing yang ia bantu. Tidak jarang ia dibohongi, tertular penyakit, bahkan berhadapan dengan orang asing yang mencuri uangnya ketika ia beri tumpangan. Akan tetapi, semua itu tetap ia hadapi dengan bijak dan tulus, karena ketika ia mencintai Allah, maka ia juga harus mewujudkannya dengan mencintai sesama.
Hospitalitas atau keramahtamahan kepada orang asing seperti yang dilakukan Dorothy Day menjadi hal yang sulit dilakukan pada zaman ini. Maraknya kasus kejahatan yang terjadi di sekitar kita sangat berdampak pada menurunnya rasa percaya terhadap orang lain, khususnya orang asing. Oleh karena itu, kita seringkali menghindar sebagai usaha mengamankan diri. Injil Matius menekankan bahwa orang yang menyambut murid-murid Yesus, berarti menyambut Yesus sendiri sebagai pengutusnya. Pada zaman itu, menyambut murid Yesus berarti mengambil resiko besar, karena para murid seringkali ditolak dan dianiaya. Oleh karena itu, orang yang menyambut para murid juga beresiko mendapat perlakuan yang sama. Hospitalitas memang selalu mengandung resiko. Dalam setiap zaman ada tantangan tersendiri ketika bersikap ramah terhadap orang asing, namun bukan berarti hal itu menjadi alasan untuk tidak melakukan apapun. Berusahalah seoptimal mungkin untuk memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan. Kita tidak akan bisa mengubah dunia, namun kita bisa mengubah pengharapan orang-orang kecil ketika kita memperlakukan mereka dengan kasih illahi.(APD)