Mendengar jawaban Yesus, ‘Siapakah ibu-Ku? Dan siapakah saudara- saudara-Ku? Sepintas sepertinya tidak menghormati. Tetapi tidaklah demikian jika kita mengerti konteks dan tujuan-Nya. Dalam hal ini penekanan Kristus sama sekali bukanlah pada hubungan darah tetapi pada hubungan rohani. Bagi Kristus hubungan rohani dengan Dia dan orang-orang percaya lebih dekat daripada hubungan darah yang paling dekat sekali pun. Fokus Yesus bukan lagi pada kepentingan pribadi-Nya sebagai manusia dan keluarga-Nya tetapi pada setiap orang agar menjadi keluarga Allah. Kekeluargaan Yesus bukan lagi kekeluargaan yang ekslusif yang dibatasi oleh hubungan darah tetapi kekeluargaan yang inklusif semua orang yang melakukan perintah Bapa.
Kristus ingin membawa para murid pada level yang lebih tinggi dari yang mereka pikirkan. Yesus sekaligus ingin menegaskan bahwa hal kerajaan sorga lebih besar dari sekedar urusan keluarga. Mengerti dan melakukan kebenaran lebih utama dari sekedar mengasihi diri sendiri dan orang-orang dekat. Melakukan kehendak Allah adalah bukti murid-murid yang sejati. Itulah yang Kristus sebut sebagai ibu dan saudara-saudara-Nya.
Ciri pertumbuhan rohani itu tak berfokus pada diri sendiri melainkan pada kebenaran. Jadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih dan kesucian. Sekarang ujilah diri dan keluarga kita! Apakah sedang bertumbuh dalam kebenaran? Sudah jadi teladankah dalam perkataan, tingkah laku, kasih dan kesucian? Jika tidak pikirkanlah tentang kriteria menjadi sahabat Allah! Kiranya Tuhan menolong kita. – PRB