Bagaimana caranya agar kaki kita menjadi kuat? Tentu saja dengan olahraga teratur dan terus melatihnya untuk melakukan gerakan-gerakan yang benar; bukan dengan membiarkannya bermalas-malasan di atas kasur. Bagaimana caranya agar memori otak kita semakin kuat? Tentunya dengan latihan menghafal, mengerjakan soal-soal sulit, banyak membaca, dan latihan-latihan lainnya yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kerja otak; bukan dengan menyuruhnya berhenti berpikir atau memikirkan yang mudah-mudah saja. Lalu bagaimana caranya agar iman kita menjadi semakin kuat? Apakah iman perlu dilatih juga? Bagaimana caranya?
Tentu saja iman perlu dilatih, ia tidak tumbuh dengan sendirinya. Sayangnya kita tidak bisa mencari sendiri bentuk latihannya. Hanya Tuhan yang berkuasa untuk memberikan latihan itu. Bentuk latihan dari Tuhan bisa bermacam-macam, namun agaknya yang paling efektif bagi manusia adalah dalam bentuk kesulitan hidup. Mengapa demikian? Karena dalam kesulitan, iman manusia akan sungguh-sungguh teruji: apakah manusia akan segera meninggalkan Tuhan karena kecewa dengan segala kesulitan yang dihadapinya, ataukah ia justru berupaya untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan karena menyadari bahwa dirinya lemah dan ia sangat membutuhkan Tuhan?
Oleh karena itu sebelum kedatangan-Nya kelak, agaknya Tuhan ‘membiarkan’ berbagai macam penderitaan terjadi, seperti perang, gempa, penyakit, kelaparan, bahkan penganiayaan terhadap pengikut Kristus (Lukas 21:10-12). Hal ini bukan berarti Tuhan jahat terhadap manusia, namun justru karena kasih-Nya kepada kita. Dia ingin menempa kita agar memiliki iman yang sejati; bukan iman yang klise atau iman yang lemah. Dengan menghadapi penderitaan tersebut, maka manusia akan lebih mudah menyadari kesalahan-kesalahan dan keterbatasannya, lalu berbalik dan bersandar kepada Tuhan. Penderitaan akan menolong kita untuk melepaskan semua kebanggaan diri, lalu sujud merendahkan diri di hadapan Tuhan dan memohon belas kasihan-Nya. Bukankah inilah yang disebut dengan iman sejati? Yakni ketika harapan kita hanya ditujukan kepada Allah; bukan kepada diri ataupun atribut-atribut duniawi. Lalu mengapa Tuhan perlu menempa iman kita? Karena hanya manusia yang memiliki iman sejatilah yang berhak masuk ke Rumah-Nya dan mengalami hidup yang kekal (Lukas 21:19). Maka gunakanlah setiap kesempatan melatih iman ini dengan sebaik-baiknya agar kita tetap teguh berdiri hingga kedatangan-Nya yang kedua kelak. (RKG)

You May Also Like

Ayub dan Para Sahabatnya Penghibur Sejati VS Penghibur Sialan

“Sudah jatuh terjepit eskalator”, itulah Ayub. Dirinya menderita lahir batin,  sahabat-sahabatnya datang…

Diberi Berbeda Agar Saling Memperlengkapi

Efesus 4:1-16   Kelima jari yang kita miliki, memiliki nama, bentuk, dan…

Semua yang Dijadikan-Nya Sungguh Amat Baik

Kejadian 1:1-27, 31, Mazmur 148 Suatu hari anak kami sedang belajar dan…