GKI Peterongan

Allah Mencari yang Hilang

Anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Itulah visi utama Tuhan Yesus datang ke dunia. Karena visi itu, Ia mengorbankan segala-Nya termasuk nyawa-Nya. Ia memanggil, memilih dan melatih pengikut-pengikut-Nya untuk melakukan hal yang sama. Ia memuliakan Bapa-Nya dengan jalan menyelesaikan tugas-Nya itu. Sebelum naik ke sorga, Ia menyampaikan pesan tunggal agar menjadikan semua bangsa murid-Nya. Mereka yang taat akan perkataan-Nya itu melakukannya walau berat risikonya. Beberapa di antara mereka harus membayarnya dengan nyawa.
Paulus sang penghujat, penganiaya dan seorang ganas menerima efek domino dari visi itu. Ia berjumpa dengan Yesus dalam perjalanannya menganiaya orang-orang percaya. Perjumpaan itu mengubah arah hidupnya. Ia menjadi pemberita Injil yang sangat militan. Ia menghabiskan sisa hidupnya memikirkan dan melayani sekelompok orang. Ia bersaksi dari rumah ke rumah, dari satu daerah ke daerah yang lain. Walau banyak mencucurkan air mata dan mengalami penganiayaan, ia tak lalai mengajarkan semua yang berguna bagi mereka yang ditemuinya. Ia bersedia dipenjarakan bahkan tak menghiraukan nyawanya untuk memberitakan kerajaan Allah. Bagi Timotius murid yang dikasihinya, ia juga berpesan agar melakukan hal yang sama. Akhir dari hidupnya, kepalanya harus dipenggal karena ketaatannya kepada perintah Tuhannya.
Jika kita membiarkan Kristus hidup melalui hidup kita di masa ini, hal-hal apakah yang akan dilakukan-Nya? Saya dapat memastikan bahwa Ia akan memakai kita untuk mencari dan menyelamatkan yang sesat, membina orang-orang lain dan mengutus mereka melakukan hal yang sama. Seperti ungkapan Paulus ke pada Timotius, ‘Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain (2 Tim 2:2)’. Penegasan senada diungkapkan oleh Bill Bright, ‘Pekerjaan terbesar yang dapat dilakukan oleh orang Kristen adalah memperkenalkan Yesus Kristus kepada orang lain’. Mencari yang terhilang.  – PRB –

Pieter Randan Bua

Arsip