GKI Peterongan

Apa yang Perlu Ditambahkan Pada Iman?

Manusia bukanlah benda mati yang tidak bisa berubah. Ia juga bukan makhluk yang statis, yang hanya bisa diam di tempat. Manusia merupakan makhluk hidup yang sangat dinamis, yang dapat terus mengalami perkembangan atau penyusutan hingga akhir hayatnya. Perubahan-perubahan itu terjadi di segala aspek hidupnya, baik secara fisik, psikis, emosi, perilaku sosial, moral, dan termasuk spiritual (kehidupan iman). Perubahan itu ada yang terjadi secara alami, ada pula yang harus diusahakan. Oleh karena itu keliru besar jika manusia hanya menjalani hidup secara mengalir tanpa mengupayakan hal-hal baik yang berguna bagi perkembangannya.

Petrus menuliskan surat kepada jemaat untuk meneguhkan keyakinan mereka. Bahwa oleh karena anugerah Tuhan melalui kuasa-Nya yang mulia dan ajaib, maka seseorang dapat mengenal dan percaya kepada Tuhan (2 Petrus 1:3). Kuasa yang sama itu juga menganugerahkan kepada kita kemampuan untuk hidup dalam kodrat ilahi dan meninggalkan nafsu duniawi (ayat 4). Itu berarti kuasa Tuhan memampukan kita untuk mengalami perubahan-perubahan hidup sehingga kita meninggalkan dosa lama dan menjalani hidup baru yang serupa Kristus. Apakah dengan demikian berarti sama sekali tidak ada peran dari manusia dalam upaya menjalani perubahan hidup tersebut? Apakah kita hanya pasrah saja dan menjadi seperti robot yang telah diprogram ulang oleh Tuhan?

Pada ayat 5-7 Petrus melanjutkan suratnya dengan berkata, “Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.” Hal ini berarti Tuhan tetap menghendaki peran kita untuk mengupayakan perkembangan iman agar iman itu tidak sekedar mengaku percaya saja. Sebagai orang beriman, kita juga harus berpengetahuan, mampu berbuat baik dan saling mengasihi, serta hidup dalam penguasaan diri, ketekunan dan kesalehan.

Anugerah Tuhan harus berjalan selaras dengan upaya manusia. Seperti halnya jika Tuhan menganugerahkan pertumbuhan fisik, bukan berarti kita tidak perlu makan dan berolahraga, bukan? Maka dalam perkembangan iman pun, Tuhan rindu mengajak kita melakukan bagian kita dengan terus belajar, mengolah diri, menghadapi tantangan, mempraktekkan firman Tuhan, dsb. Anugerah Tuhan akan memberkati setiap usaha tersebut sehingga kita berhasil dalam mengalami perkembangan iman. (RKG)

Pdt. Ibu Rinta Kurniawati Gunawan

Arsip