GKI Peterongan

Bacalah Dan Dengarlah

Minat baca masyarakat Indonesia, dibanding negara Asia lainnya sangat di bawah rata-rata. Kondisi ini diperparah dengan lingkungan yang belum mendukung dalam meningkatkan budaya baca.  Survei dari Unesco di tahun 2012; mencatat bahwa dari 1000 orang hanya ada satu saja yang mempunyai minat baca (ini di luar buku pelajaran, tapi buku bebas). Hal yang sangat berbeda dengan yang terjadi di Malaysia misalnya. Setiap orang di Malaysia bisa menghabiskan tiga judul buku bacaan per tahunnya, dan untuk negara maju seperti Jepang bisa di atas 5 sampai 10 buku per tahun per orang.
Kalau minat untuk membaca buku-buku umum saja kurang lalu bagaimana minat untuk membaca Alkitab ? Ada berapa banyak anak-anak Tuhan mempunyai komitmen yang kuat untuk membaca firman Tuhan sebagai sarana bergaul dengan Tuhan sehingga mengenal betul siapakah Tuhan yang ia percayai dan imani. Lebih jauh dari itu membaca firman Tuhan juga menjadi kerinduan untuk mengenal lebih dalam isi dan keinginan hati Tuhan yang pada akhirnya menjadikan Alkitab (Firman Tuhan) ini sebagai panduan hikmat dan nurani yang menuntun langkah-langkah dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam tradisi Israel orangtua Yahudi mulai mengajarkan Taurat kepada anak mereka ketika berusia 6-7 tahun dengan membaca dan menghafalkan nas-nas Taurat. Pada usia 10 tahun anak-anak tersebut selanjutnya diberikan pengajaran yang lebih tinggi bukan hanya membaca dan menghafalkan nas-nas Taurat melainkan juga untuk mengetahui arti dan maksudnya. Dan di usia 12-13 tahun, anak-anak tersebut diwajibkan untuk melaksanakan seluruh syariat Yahudi (mis-woth). Maka tidaklah mengherankan anak-anak Yahudi dalam usia 12-13 tahun (baca: Yesus dalam usia 12 tahun di Bait Allah) sudah begitu menguasai dan memahami sebagian besar kitab Taurat.
Lalu bagaimana dengan kehidupan membaca Alkitab dalam diri kita sebagai anak-anak Tuhan? Adakah waktu dan kesempatan yang kita sediakan untuk membaca dan mendengarkan Firman Tuhan melalui Alkitab ? Buktikan dan rasakanlah manfaatnya. (JS)

Pdt. Jerdi Stevan

Arsip