Di zaman yang sudah sangat modern ini, di mana ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat pesat, ternyata masih banyak juga orang yang percaya dengan jimat, yang digunakan untuk perlindungan atau untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Itu berarti sebenarnya orang-orang tersebut menyadari bahwa dunia ini tidak aman dan tidak bersahabat bagi mereka. Mereka takut dengan kuasa-kuasa gelap yang dapat menyerang mereka tiba-tiba (misal ilmu santet, pelet, dsb). Mereka takut dengan pesaing yang punya kemampuan jauh di atas mereka, mereka juga takut hidup akan semakin susah jika ia tidak segera mendapatkan apa yang diinginkannya.
Ketakutan mereka itu tentu benar adanya. Firman Tuhan pun mengingatkan agar kita berjaga-jaga terhadap iblis yang berjalan keliling seperti singa yang mengaum-aum mencari mangsa (I Ptr 5 : 8). Dan nyatanya segala macam kejahatan memang ada di dunia saat ini, siap mengancam kita dan anak-anak kita. Belum lagi persaingan pekerjaan dan kekuasaan yang semakin ketat karena jumlah penduduk yang kian padat dari masa ke masa. Namun pertanyaannya adalah apakah jimat tersebut adalah jawaban dari segala ketakutan manusia? Benarkah bahwa jimat dapat menjaga manusia dari segala tindak kejahatan dan memberi segala yang dibutuhkannya? Faktanya, jimat hanya memberi nikmat sesaat. Sesudahnya justru akan mendatangkan banyak masalah bagi pemiliknya, bahkan tidak jarang akan menghancurkan hidup manusia tersebut. Mengapa demikian? Karena isi dari jimat tidak lain adalah kuasa kegelapan yang sifatnya destruktif.
Oleh sebab itu kita perlu bergantung pada kuasa lain yang jauh lebih hebat dan lebih mulia dari semuanya itu. I Ptr 5 : 9a mengatakan “Lawanlah dia (iblis) dengan iman yang teguh!” Ya, iman kepada Allah-lah yang memampukan kita menghadapi segala macam pergumulan hidup dan bujuk rayu iblis yang menyesatkan. Mengapa demikian? Sebab Allah kita adalah Allah yang dahsyat dan Ia mengaruniakan kuasa-Nya kepada setiap orang percaya sehingga kita dimampukan untuk menang mengatasi segala problema hidup (Mzm 68 : 36). Kuasa dan kasih Allah bersifat membangun, oleh karena itu jika kita bergantung kepadanya, maka hidup kita akan dipulihkan, dilengkapi, dan diteguhkan (I Ptr 5 : 10). Saudara, beratkah beban hidupmu saat ini, atau rumitkah pergumulanmu? Bergantunglah pada kuasa yang benar, maka Yesus akan senantiasa menyertai Saudara dan memberikan segala yang baik. (RKG)