GKI Peterongan

Diteguhkan Untuk Berani Menerima Tanggung Jawab

Setiap orang memiliki tanggung jawab, baik secara personal di hadapan Tuhan, maupun secara komunal dengan pertanggungjawaban yang harus dinyatakan di hadapan sesama. Sayangnya, ada banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang tidak peduli dengan tanggung jawabnya, misalnya kemalasan, kegagalan di masa lalu, pengalaman kehilangan, ketiadaan dukungan, serta perasaan terlalu nyaman dengan rutinitas sebelumnya sehingga tidak ingin ditambah dengan tanggung jawab baru.

Hari ini kita membaca tentang Yosua yang menerima tanggung jawab baru dari Tuhan di tengah rasa kehilangan, yaitu setelah Musa meninggal. Ia pun seolah diinterupsi dari rutinitas sebelumnya sebagai seorang yang sehari-hari membantu pelayanan Musa. Kini Yosua yang ditunjuk oleh Tuhan sebagai pengganti Musa. Ia harus maju sebagai pemimpin yang bertanggung jawab atas umat Israel. Yosua mengerti karakter umat Israel yang tegar tengkuk, mudah bersungut-sungut, dan sulit mempercayai kuasa Tuhan saat ada masalah, sekalipun Tuhan telah berulang kali mengadakan mujizat bagi mereka. Maka bagi Yosua, tanggung jawab baru ini sangat tidak mudah.

Namun demikian, Tuhan pun mengerti bahwa tanggung jawab baru itu tidak mudah bagi Yosua, sehingga pada 9 ayat yang kita baca hari ini saja sampai 3 kali Tuhan mengulang kalimat peneguhan bagi Yosua: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu”. Yosua ditunjuk untuk menerima tanggung jawab baru yang tidak mudah, namun Tuhan tetap menyertainya, Ia menguatkan dan meneguhkannya.

Saat ini, tanggung jawab baru dalam hal apa yang Tuhan sedang percayakan kepada kita? Belajar dari Yosua, mari kita berani menerima tanggung jawab yang Tuhan berikan, bukan sebagai beban yang memberatkan, melainkan sebagai respons atas anugerah Tuhan. Beranilah menerima tanggung jawab baru, sebab kita tahu Tuhan pasti menguatkan dan meneguhkan hati kita. Seberat apapun kelihatannya tugas itu, kita tidak pernah dibiarkan dan ditinggalkan. [HAS]

Pdt. Ibu Helen Aramada

Arsip