GKI Peterongan

Ditenangkan untuk Mengampuni

John Colbert Ahli Kesehatan Keluarga dari USA mengungkapkan bahwa orang – orang yang paling sakit yang dia jumpai adalah orang – orang yang bukan hanya sakit dalam tubuh mereka tetapi juga dalam emosi mereka. Mereka itu adalah orang – orang yang menyimpan kemarahan, kepahitan, dendam, ketakutan dan kebencian yang berkepanjangan, baik terhadap diri sendiri, orang lain bahkan kepada Tuhan. Tak sedikit dari  mereka itu yang  menderita penyakit kronis, penurunan daya imun tubuh bahkan menderita kanker.

Sebaliknya mereka yang cepat bersyukur dan memuji Tuhan, cepat mengakui dosa – dosa dan memaafkan orang lain, cepat menolong orang lain  serta memandang orang – orang asing sebagai kawan potensial dari pada musuh potensial akan jarang stress berat lebih sehat secara fisik maupun secara emosi bahkan lebih produktif.

Itulah salah satu rahasia dari damai sejahtera akan bermanfaat untuk kesehatan fisik dan emosi bahkan dalam relasi dengan orang lain dan pekerjaan. Karena itulah Yesus dalam ajaran – ajarannya selalu mengajarkan dan menyampaikan tetang damai sejahtera, kasih dan pengampunan.

Yesus tahu bahwa para murid sedang kecewa, marah dan dikuasai ketakutan pasca kematiannya. Yesus tentu lebih hebat dari Dokter Colbert karena itulah Ia tak membiarkan murid – muridnya itu terus – menerus hidup dalam ketakutan dan kemarahan karena itulah ia datang segera kepada mereka setelah kebangkitan-Nya. Yesus tak ingin murid – murid-Nya itu terus menerus hidup dalam ketakutan dan stress yang berat karena itulah Ia datang kepada mereka menenangkannya dengan ungkapan damai sejahtera bagimu. Murid – murid itu bersukacita, seiring dengan itu ketakutan mereka menghilang. Selanjutnya mereka diutus untuk menyampaikan sukacita yang sama kepada orang lain.

Kepada kita disampaikan damai sejahtera yang sama karena itu tetaplah bersukacita. Jangan biarkan masalah – masalah kehidupan merenggut rasa syukur dan sukacita kita. Mengampunilah dan jangan dikuasai ketakutan dan kekhawatiran sebab hal itu tak hanya menjauhkan kita dari damai sejahtera tetapi juga akan ‘mengunci’ kita dalam kesehatan fisik dan jiwa yang buruk.

Kita telah menerima damai sejahtera itu dari Allah karena itu bagikanlah kepada orang lain. Ibu Teresa contoh yang baik dalam hal ini. Sesaat setelah menerima Nobel Perdamaian ia berkata, ‘Saya bersyukur menerima menerima penghargaanini demi orang – orang yang lapar, telanjang, tunawisma, lumpuh, buta, kusta, yang merasa tidak diinginkan, tidak dikasihi, tidak dipedulikan, orang – orang yang telah menjadi beban bagi masyarakat dan dijauhi setiap orang’. Malam harinya setelah penghargaan itu ia pergi mengangkat empat orang yang sakit parah. Salah satu di antara mereka berkata kepada Bunda Teresa, ‘Terima kasih’ lalu meninggal. PRB

Pieter Randan Bua

Arsip