We are one in the Spirit, we are one in the Lord
We are one in the Spirit, we are one in the Lord
And we pray that our unity will one day be restored
And they’ll know we are Christians by our love, by our love
Yeah they’ll know we are Christians by our love
Syair indah yang dituliskan oleh seorang pastor Katolik bernama Peter Scholtes di atas ditulis ketika ia gagal menemukan nyanyian yang tepat untuk dinyanyikan oleh paduan suara kaum muda yang ia pimpin. Saat itu, ia belum menemukan nyanyian yang cocok untuk dinyanyikan pada acara-acara yang mempertemukan orang-orang Kristen dari berbagai denominasi dan berbagai latar belakang. Entah apa yang ada dalam benaknya saat itu, tetapi pada akhirnya ia memakai perkataan Yesus tentang murid-murid-Nya ini menjadi syair yang indah yang mengajak setiap orang Kristen untuk berderap bersama: dalam kasih.
Bacaan kita minggu ini di Yohanes 17:20-26 mengungkapkan sebagian dari seluruh doa Yesus bagi murid-murid-Nya. Di bagian ini, tersurat jelas kerinduan Yesus agar murid-murid-Nya menjadi satu dalam kasih. Tidak tanggung-tanggung, kesatuan dalam kasih yang ditampilkan langsung dipertautkan dengan kasih antara Bapa dan Yesus: “supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka” (Yoh. 17:26)
Kesatuan para murid dilihat sebagai sesuatu yang begitu penting. Mengapa? Karena Yesus tidak dapat lebih lama lagi hadir di tengah-tengah mereka. Yesus memang bangkit, tetapi tidak lama setelah itu Yesus harus naik ke surga – sesuatu yang tidak dapat dicegah meski para murid begitu berat melepas kepergian Yesus. Jika Yesus tidak ada secara fisik bersama dengan mereka, maka satu-satunya cara supaya mereka dapat terus tinggal di dalam Yesus adalah dengan mereka menjadi satu untuk dapat saling menguatkan, saling mengingatkan, saling mendukung, saling mengasihi satu dengan yang lain. Di dalam kesatuan orang Kristen, suara Yesus terus digemakan, karya Kristus terus dinyatakan. Hingga semua orang yang bukan Kristen pun bisa merasakan bahwa Yesus masih ada di tengah-tengah dunia, terus berkarya, terus menyatakan kasih kepada semua orang. Dimulai dari mana? Dari kesatuan orang Kristen. Bukan untuk mengeraskan diri dan menjadi kelompok yang eksklusif. Sebaliknya, kesatuan ini menjadi sarana untuk tetap tinggal dalam Kristus dan menyatakan Kristus di tengah dunia.
Nyanyian di atas adalah nyanyian pembuka kita dalam kebaktian minggu ini NKB 191 “Dalam Roh Yesus Kristus.” Mari nyanyikan dan hayati bersama.