Seorang dokter heran karena pasiennya, bocah 4 tahun, sering sekali sakit. Kadang ia datang karena diare, jatuh terluka atau terkena benda panas. Sang ibu selalu datang sambil menangis dan kuatir dengan kondisi anaknya. Karena penasaran, dokter menyelidiki apa yang salah. Ternyata yang sakit bukan hanya anaknya, melainkan ibunya. Si ibu menderita Munchausen Syndrome By Proxy (MSBP). Penyakit mental yang membuat si ibu sengaja menyebabkan anaknya sakit demi kesenangan dirinya. Bagaimana bisa? Ternyata dia merasa puas karena “bisa menolong” anaknya dan mendapat simpati dokter, perawat, atau profesional lainnya.
Ibu tadi tampak memberi perhatian dan kasih sayang kepada anaknya, tapi semua dilakukannya hanya demi kepuasan diri sendiri. Walau tidak sampai menderita MSBP, prinsip mencari kepuasan diri lewat perbuatan baik, khususnya ketika memberi, juga melanda banyak orang. Ada dua motivasi ketika seseorang memberi pada orang lain. Pertama, tulus hanya bagi orang yang diberi. Kedua, memberi demi keuntungan/ kepuasan diri sendiri. Dalam Yohanes 12:1-8, diceritakan ada dua orang yang beda motivasinya ketika memberi. Maria memberi minyak narwastu murni yang mahal untuk meminyaki kaki Yesus (ayat 3). Sedangkan Yudas meminta minyak itu dijual supaya uangnya bisa dibagi untuk orang miskin (ay. 5). Jika saja Alkitab tidak menjelaskan lebih lanjut, kita mungkin menyetujui saran Yudas dan memandang tindakan Maria berlebihan. Manusia bisa tertipu oleh penampilan luar yang terlihat baik, tetapi Tuhan tidak. Maka Tuhan Yesus membela Maria (ayat 7). Dia tahu Maria memberikan miliknya yang terbaik semata karena kasih kepada Tuhan. Dia pun tahu bahwa ide Yudas untuk memberi bagi orang miskin, tak lain hanya untuk mencari untung/ kepuasan diri sendiri (ayat 6).
Kasih harus menjadi motivasi ketika kita memberi sesuatu kepada orang lain. 1 Korintus 13:3 menjelaskan, segala macam pemberian, bahkan nyawa kita sekalipun tidak ada faedahnya jika tidak dilandasi kasih. Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri (1 Korintus 13:5). Marilah memberi dengan kasih supaya pemberian kita berkenan di hati Tuhan. (EJO)