GKI Peterongan

Pergilah Dan Hasilkanlah Buah !

Saudara pernah makan pepaya, kelengkeng, jambu biji bangkok… atau durian montong!  Buah-buah tersebut sesungguhnya merupakan hasil dari biotehnologi yang pada prinsipnya merupakan tehnologi yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Dan dalam bidang pertanian biotehnologi ini dimanfaatkan untuk menghasilkan bibit tanaman yang unggul, tahan terhadap penyakit, menghasilkan buah yang berkualitas seperti yang diinginkan manusia dan tidak mudah busuk. Buah hasil biotehnologi inilah yang kini disukai karena selain berkualitas tetapi juga memberi gizi yang tinggi bagi manusia.
Demikian juga dengan hidup kekristenan, bagaimana ia dapat disukai dan memberikan “gizi” bagi kehidupan manusia pada umumnya? Tidak lain dengan memberikan suatu tampilan kehidupan yang berkualitas dan memberikan dampak  bagi orang lain. Apakah “gizi” kekristenan yang berkualitas dapat diberikan bagi manusia pada umumnya?
Yesus kepada pengikutnya mengatakan: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”
Ketika Yesus berbicara pada para pengikutnya dalam Yoh 15: 9-17, sarat dengan kosa kata yang berhubungan dengan gagasan KASIH, “Saling Mengasihi”, “Tinggal Dalam Kasih”, “Memberikan Nyawa Demi Sahabat-sahabatnya.” Dengan demikian yang  Yesus inginkan supaya para murid-murid dapat menunjukkan kualitasnya yang memberikan dampak bagi orang lain adalah KASIH. Tentu kasih yang diinginkan Yesus bukan kasih pementingan diri sendiri tetapi jelas kasih dalam kerangka berkorban bagi orang lain. Sehingga menjadi jelaslah tujuan saling mengasihi seperti yang dikatakan oleh Yesus yakni membangun suatu kehidupan sehingga setiap orang mendapat ruang hidup yang layak  dalam kerangka mewujudkan suatu kehidupan kebersamaan dalam persaudaraan.
Yang jelas apa yang dikemukakan Yesus kepada para murid-muridnya: ”supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap” sesungguhnya ingin menekankan tentang kualitas kasih seperti yang pernah diucapkan Yesus (Yoh 13:34, “Aku memberikan perintah baru kepadamu, supaya kamu saling mengasihi…..”). Maka kasih yang berkualitas itu adalah kasih yang sama seperti kasih Yesus kepada manusia. Itulah buah kekristenan yang memberikan “gizi” bagi kehidupan. (JS)

Pdt. Jerdi Stevan

Arsip