GKI Peterongan

Siap Ditampi oleh PenghakimanNya

Paul Oestreicher, Imam Besar Gereja Anglikan mengatakan, ‘Jika elektroda-elektroda memuntahkan muatan mautnya, maka korban penyiksaan itu sangat menderita, entah para pelakunya menyangka mereka sedang menyelamatkan masyarakat dari pengacau-pengacau komunis atau menyelamatkan revolusi dari kutu-kutu kapitalis… komitmen saya bukan pada liberalisme, bukan pula pada marxisme, melainkan pada gagasan aneh yang datangnya dari seorang penghotbah di Palestina, anak seorang tukang kayu yang mengatakan bahwa tes bagi kemanusiaan kita adalah caranya kita memperlakukan musuh-musuh kita. Kedewasaan dan kemanusiaan suatu masyarakat diukur oleh tingkat kemampuannya menghormati martabat mereka yang tersisihkan dan tak berdaya’.
Yohanes Pembaptis adalah seorang nasir Allah. Namanya disebut langsung oleh malaikat ketika berita kelahirannya diberitahukan kepada Zakharia ayahnya, ‘…haruslah engkau menamai dia Yohanes’. Kelahirannya yang ajaib juga menggemparkan banyak orang. Ketika dewasa dan mulai mengemban tugas kenabiannya ia begitu populer dan terkenal. Orang-orang berbondong-bondong datang kepadanya di padang gurun dan mereka berpikir dialah Mesias. Yesus juga mengakui akan kebesarannya, ‘…Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis…’. Tetapi, apakah sikap Yohanes Pembaptis tentang dirinya. Ia tidak membanggakan diri akan semua kebesaran itu. Yohanes justru memandang dirinya lebih rendah dari budak – budak bukan Yahudi. Sebab hanya budak bukan Yahudi yang dapat diminta membuka tali kasut tuannya. Terhadap para penagih pajak dan para prajurit Romawi yang datang kepadanya, ia tidak mencemooh atau membenci mereka seperti yang dilakukan oleh para alim ulama Yahudi melainkan ia menasehati mereka agar melakukan tugasnya dengan benar.
Lalu kita yang tidak sebesar Yohanes Pembaptis dan juga mungkin tidak sebesar Paul Oestreicher mengapa kita justru melakukan hal sebaliknya? Kenyataannya kecenderungan kita senang merendahkan dan menghakimi orang lain. Tak hanya itu kita marah ketika  tidak dihargai dan dihormati. Jika ingin tahu kebenaran ini, ujilah hati dan sikap saudara saat berhadapan dengan orang ‘besar’ dan orang kecil, orang kaya dan orang miskin, bos dan bawahan anda. Tapi ketahuilah atas setiap apa yang kita lakukan di dunia akan ditampi oleh Tuhan seperti memisahkan gandum dari jerami. Gandum akan dikumpulkan ke dalam lumbung-Nya dan jerami akan dibakarnya dalam api. Karena itu bersiaplah! – PRB

Pieter Randan Bua

Arsip