Terkadang, nekat dan berani tampak seperti saudara kembar padahal mereka begitu jauh berbeda. Ketika menghadapi tantangan, seseorang bisa mengambil langkah nekat, segera memutuskan sesuatu yang tampaknya begitu berani padahal ia tidak tahu keputusan apa yang ia ambil. Yang pasti ia tidak mau mundur dalam ketakutan. Tetapi ternyata maju dalam kenekatan. Dan kita tahu betul, nekat tidak selalu berbuah manis. Seringkali hanya mendatangkan celaka bagi kita.
Petrus dalam keengganannya menyelami lebih dalam pikiran Tuhan, menyangka bahwa keputusan yang Yesus ambil adalah keputusan nekat, bahwa Anak Manusia harus menanggung derita hingga mati disalibkan. Sesuatu yang kelihatannya lebih banyak ruginya dibandingkan untungnya. Tetapi Petrus tidak tahu bahwa keputusan yang Yesus ambil bukan keputusan nekat, melainkan langkah yang berani. Yesus tahu betul apa yang diucapkannya itu dan ia sampaikan itu kepada para murid dalam kesadaran penuh. Itulah keberanian.
Sampai di sini kita dapat melihat bahwa keberanian, itu bukan berarti tidak ada ketakutan. Justru sebaliknya, karena kita melihat sendiri ada banyak tantangan dan masalah yang menakutkan yang datang merintangi jalan kita. Tetapi, meski semua itu datang menghadang, kita memilih untuk tetap melangkah dalam keberanian. Dan ini bukan berarti kita nekat. Kenapa? Karena kita punya dasar untuk berani, yaitu iman kita.
Iman yang dikaruniakan Tuhan pada setiap kita adalah iman yang memampukan kita untuk tidak menjadi lemah ketika berhadapan dengan tantangan, malah sebaliknya makin diperkuat dan kemudian mendorong kita untuk menjadi berani. Karena dalam iman kita menyadari dan mengetahui betul, siapa Tuhan kita dan apa janji -Nya pada kita. Kalau kita tahu Ia adalah Tuhan yang begitu mengasihi kita dan berjanji untuk menyertai di tiap langkah kehidupan kita, apa yang dapat membuat kita lemah dan menjadi takut?
Oleh sebab itu, marilah kita perhatikan bagaimana kita hidup. Sudahkah kita melangkah dalam kehidupan ini dengan gagah berani, bukan dengan nekat? Dengan penuh kesadaran kita tahu betul seperti apa tantangan yang datang menghadang, tetapi kita lebih tahu lagi – dalam iman kita betapa Tuhan kita sanggup melakukan segala sesuatu dan rancangan-Nya tidak ada yang gagal. Dan itulah iman. Itulah iman yang penuh keberanian. (XND)