Apa yang menjadi Kekuatan sebuah komunitas? Bukan pada kejeniusan para pemimpin mengelola dan mengembangkan sebuah komunitas. Bukan pula pada kemampuan promosi program-program gereja yang menarik peminat dan simpatisan sehingga akhirnya mau menjadi anggota gereja. Namun kesuksesan Komunitas yg menjadi berkat itu ,pertama-tama komunitas itu harus sehat. Kalau sakit harus dipulihkan.
Setelah kematian Tuhan Yesus, komunitas murid murid Tuhan boleh dibilang sakit, mereka hidup dalam ketakutan bahkan boleh dikatakan tercerai berai. Maka setelah kebangkitan, Tuhan Yesus memiliki Misi untuk memulihkan Komunitas murid murid Tuhan Yesus.
Pada malam pertama sesudah hari Sabat, murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus, berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Sesudah berkata demikian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.
Bagi para murid, Yesus bukan lagi sekadar kenangan mereka. Mereka malah merasa lebih menjadi bagian Yesus yang bangkit itu. Itulah persepsi mereka akan kebangkitan Yesus. Dan pengalaman ini mengubah kehidupan mereka dari yang dirundung ketakutan menjadi penuh kedamaian.
Kebangkitan dan Penampakan Tuhan Yesus kepada murid murid Tuhan memulihkan mereka, Damai sejahtera hadir dalam komunitas murid murid Tuhan.
Komunitas perdana dipulihkan Tuhan Yesus, sehingga setiap hari jumlah jemaat bertambah. Kuasa Tuhan Yesus yg bangkit menyertai kehidupan jemaat, murid murid Tuhan membangun komunitas yang saling menopang dan saling mengasihi.
Roh Kudus mengubah hidup anak-anak Tuhan dari hidup yang bersifat egois menjadi hidup yang berorientasi pada Tuhan dan orang lain. Persekutuan dengan saudara-saudara seiman juga terwujud dengan sangat indah.
” Komunitas yang dipulihkan itu ketika Damai Sejahtera dan sukacita hadir dalam kehidupan kita bersama dan segala ketakutanpun boleh dilenyapkan. Dalam Komunitas yg dipulihkan, setiap orang memandang saudara seiman dengan kasih dan perhatian yang tulus.”