GKI Peterongan

Mamangun Mahaga Lewu

Mamangun Mahaga Lewu diambil dari Bahasa Dayak Ngaju Kalimantan Tengah. Mamangun artinya membangun, mahaga artinya menjaga dan lewu artinya desa, Membangun dan Menjaga Desa.

Membangun dan menjaga desa yang dilakukan oleh suku dayak dikalimantan sesungguhnya merupakan suatu kearifan lokal suku dayak yang menjaga kelestarian lingkungannya, karena mereka suku dayak berusaha hidup harmoni dengan alam (hutan), karena alam hutan juga dipandang sakral. Tidak mengherankan bila kemudian dalam membangun dan menjaga tempat dimana mereka tinggal ada hukum-hukum adat dan ritual yang berlaku. Disinilah kita bisa melihat bentuk kepedulian sebuah komunitas yang membangun dan menjaga tanah mereka, dimana secara tidak langsung mereka juga telah merawat hidup kebangsaan dan cinta tanah air. Rasa cinta tanah air inilah yang sesungguhnya menjadi hal yang penting yang seharusnya dipelihara dan dilestarikan agar bumi Indonesia ini tidak punah.

Demikian juga dengan Nehemia meski pada saat itu ia ada di istana raja di puri Susan, dan menjabat sebagai juru minuman Raja (Nehemia 1:11b), namun ia punya perasaan yang menyatu dan tidak bisa lepas dengan bangsanya Israel. Dengan cinta dan perhatiannya yang begitu besar dengan bangsanya, Nehemia berkeinginan untuk membangun kembali kota Yesrusalem yang hanya tinggal puing-puing reruntuhan.  Didalam pembuangannya, dan menjadi pelayanan Artahsasta raja Persia ia menunggu waktu dan kesempatan yang baik untuk mengungkapkan keinginannya agar diperkenan oleh raja agar mendapatkan ijin untuk membangun tanah leluhur nenek moyangnya. Yerusalem. Dan berkat doa, ketekunan dan pengandalan diri pada Allah akhirnya Nehemia mendapatkan ijin dari raja Artahsasta, bahkan ia mendapatkan pengawalan serta suplai material pembangunan.

Membangun dan menjaga tanah air memang tidak mudah; dibutuhkan perasaan yang menyatu dengan bangsa dan tanah air, disamping itu harus disadari bahwa dengan kekuatan sendiri tidak mungkin dapat terlaksana karena memang kuasa dan pertolong Tuhanlah menjadi yang utama, serta bagaimana gambaran visi kedepannya dapat dimiliki bersama. Marilah kita bersama sebagai bangsa Indonesia dalam rangka HUT yang ke 75 negara RI ini, kita dapat pula berperan serta membangun dan menjaga bangsa yang “kaya” segalanya sebagai karunia Tuhan. Setidaknya ada perhatian dan kepedulian serta dukungan terhadap himbauan pemerintah yang mengajak kita ikut ambil bagian dalam pembangunan negera Indonesia ini, karena dimana bumi di pijak di situ langit di junjung. Selamat Ulang Tahun Tanah Airku Indonesia….Merdeka !. (JS)

Pdt. Jerdi Stevan

Arsip