Orang-orang Yahudi baru saja kembali dari pembuangan ke negeri mereka untuk membangun kembali Yerusalem dan Bait Suci. Akan tetapi tidak lama setelah itu orang-orang Samaria dan tetangga-tetangga lainnya menentang pembangunan itu. Akibatnya orang-orang Yahudi patah semangat, mengalami kelesuhan rohani dan berhenti membangun. Dalam kondisi seperti itu Zakaria diutus Tuhan untuk memberi semangat dan mendorong bangsa itu melanjutkan pembangunan. Berkat dorongan dan semangat yang dibangkitkan Zakaria Yerusalem dan Bait Allah selesai dibangun dalam empat tahun kemudian.
Namun setelah membangun Bait Suci bangsa itu berkecil hati lagi. Hal ini karena Mesias yang dijanjikan para nabi tak tampak segera kedatangannya. Tak hanya itu mereka teraniaya lagi. Sekali lagi Zakaria menguatkan dengan ucapan Ilahi tetapi bukan lagi dengan janji pemulihan Yerusalem secara fisik melainkan pemulihan secara rohani. Zakaria menasihatkan agar mereka tetap menaati hukum dan hidup dalam kebenaran karena masa kegembiraan dan sukacita pasti akan tiba. Asalkan mereka mencintai kebenaran dan kedamaian. Mesias akan memerintah sebagai Raja atas Yerusalem. Ucapan Ilahi ini digenapi dengan kedatangan Kristus.
Sebagai orang percaya kita tidak bebas dengan berbagai macam pergumulan. Kadang-kadang kita merasa bahwa Tuhan begitu jauh dan pertolongan-Nya tak kunjung tiba. Lalu kita mulai kecewa dan kehilangan harapan. Dalam banyak kasus ada yang tak sanggup bertahan sehingga beralih ke iman yang lain. Meninggalkan Tuhan dengan hati yang penuh dengan kekecewaan.
Namun belajar dari pemulihan Allah bagi orang-orang Yahudi hendaklah kita tetap setia. Tetaplah hidup dalam kebenaran, jangan merancangkan kejahatan dan taatlah kepada-Nya, maka saatnya pemulihan itu akan tiba. Sebab Tuhan setia pada janji-janji-Nya bagi mereka yang dikasihi-Nya. – PRB